Renungan Harian – Minggu, 14 April 2019

April 10, 2019
renungan harian katolik
14 April 2019 HARI MINGGU PALMA
MINGGU (Merah)
Perarakan : Lukas 19: 28-40
Yesaya 50:4-7;
Mazmur 22:8-9, 17-18a, 19-20, 23-24;
Filipi 2:6-11
Lukas 22:14–23:56 (Lukas 23:1-49)
AWAL PENEBUSAN
“Terpujilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi”— Lukas 19:38
BERANI DAN PERCAYA DIRI, berkobar-kobar semangatnya. Itulah para murid Yesus sewaktu mereka mengiringi Yesusa memasuki kota Yerusalem. Mereka begitu yakin bahwa Yesus adalah Raja yang mempunyai kekuasaan tak terhingga, Raja dalam nama Tuhan. Mereka percaya bahwa Yesuslah sang damai sejahtera di surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi. Dalam benak para murid, Yesus adalah Raja yang mempunyai kekuasaan yang tak terbatas, Raja yang tidak terkalahkan. Hal itulah yang membuat mereka mempunyai keberanian yang berkobar-kobar dan percaya diri tampil mengiringi Yesus yang naik keledai memasuki kota Yerusalem.
Memang keberanian dan percaya diri diperlukan saat seseorang melakukan suatu perbuatan, termasuk para murid Yesus. Namun jika berlebihan akan menyebabkan reaksi dan sikap berlebihan pula seperti yang diperlihatkan para murid yang mengalasi dengan pakaian mereka ketika menolong Yesus menaiki keledai. Mereka memposisikan diri sebagai hamba yang sangat menghormati Rajanya.
Sikap dan harapan bisa berubah jika yang terjadi tidak seperti yang mereka harapkan. Para murid saat itu belum memahami sepenuhnya, bahwa perjalanan Yesus ke Yerusalem adalah untuk menyerahkan diri-Nya sendiri dalam penderita menuju ke kematian (Mat 20:18). Yesus sedang memenuhi ketetapan Allah dalam tugas-Nya menebus dosa manusia. Karena ketidak pahaman para murid, itu membuat mereka bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala perbuatan dan mukjizat yang telah mereka saksikan.
Saat itu perjalanan Yesus telah sampai di suatu jalan menurun dari Bukit Zaitun di sebelah timur kota Yerusalem (Luk 19:37). Sikap para murid dianggap berlebihan sehingga beberapa orang Farisi kepada Yesus untuk menegur para murid yang dianggap sudah keterlaluan karena berani memuji Yesus sebagai Raja di hadapan banyak orang. Namun Yesus tidak menanggapi permintaan mereka. Mengapa? Karena Yesus menganggap bahwa saatnya telah tiba untuk menyatakan Rencana Allah, sehingga Yesus membiarkan dan membenarkan pujian yang dilakukan para murid bahwa Ia adalah Raja. Dan Yesus bahkan berkata jika mereka diam maka batu-batu akan berteriak ikut memuji Dia, Sang Raja (Luk 19:39).
Perjalanan Yesus memasuki Yerusalem dengan menaiki seekor keledai beban yang muda, bukan kuda perang yang gagah. Peristiwa ini menggenapi nubuat nabi Zakaria (Za 9:9). Namun peristiwa itu sebenarnya juga tanda semakin dekatnya Yesus akan diserahkan kepada bangsa lain, diolok-olok, dicambuk dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan (Mat 20:19), yang menjadi tanda kemenangan Yesus atas maut.
Pada hari Minggu Palma ini, kita diajak bukan hanya untuk merenungkan peristiwa dimana Yesus dielu-elukan dan disambut dengan sorak sorai , tetapi menyadarkan kita bahwa peristiwa ini adalah “sebuah perjalanan awal menuju karya penebusan”, dimana Yesus yang awalnya mendapatkan sambutan yang mengelu-elukannya, pada akhirnya akan mengalami hal yang sebaliknya. Bahkan Ia akan dicaci maki, dikhianati seorang murid-Nya, yang menghantarkan Ia memulai perjalanan sengsara-Nya. Yesus harus memenuhi tugas dari Bapa-Nya untuk menebus dosa kita umat manusia, melalui tebusan darah-Nya yang suci. (Thonny)
Doa: Ya Tuhan Yesus bimbinglah kami untuk dapat selalu memuji dan mengimani terus bahwa Engkaulah Sang Raja, Penyelamat kami.
Janji: “Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah Jemaah. Kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel” —- Mazmur 22:23-24
Pujian: Elizabeth adalah seorang murid SMP Negeri di Jakarta . Ia berani menunjukkan identitasnya sebagai pengikut Kristus dengan selalu membuat tanda salib setiap akan mengikuti dan selesai pelajaran di kelasnya.