Renungan Harian – Senin, 11 November 2019

November 11, 2019
renungan harian katolik
MENGAMPUNI
11 November 2019
St. Martinus
SENIN (P)
Kebijaksanaan Salomo 1:1-7
Mazmur 139:1-3,4-6,7-8,9-10
Lukas 17:1-6
(1) Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. (2) Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. (3) Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. (4) Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” (5) Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!” (6) Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”
“Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia” —- Lukas 17:4
DALAM INJIL hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita tentang koreksi dan pengampunan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita selalu berinteraksi dengan sesama yang memiliki berbagai karakter. Ada yang baik dan ada pula yang kuang baik. Dari sisi kita sendiri, Yesus mengingatkan kita agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi iman dan kehidupan orang lain yang menyebabkan orang lain tersebut melakukan hal-hal yang jahat dimata Tuhan. Tindakan ini sungguh merupakan kekejian yang dibenci Tuhan sehingga Yesus berkata: “Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini” (Luk 17:2).
Ada beberapa pokok nasehat Yesus kepada kita.
o Yang pertama adalah kita diminta untuk menjaga diri kita sendiri agar hidup kita menjadi berkat bagi sesama bukan menjadi batu sandungan. Berdoa dan merenungkan Sabda Tuhan akan membangun relasi kita dengan Tuhan sehingga hati dan pikiran kita terjaga dan tertuju kepada kasih Tuhan.
o Yang kedua adalah kita hendaknya berani menegor orang yang melakukan hal yang jahat di mata Tuhan terhadap diri kita. Menegornya dengan kasih, sehingga kita dapat menyadarkan dan membantu orang tersebut menjadi lebih baik.
o Yang ketiga adalah kita hendaknya mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Mengampuni orang yang kita benci memang tidak mudah; hal ini membutuhkan iman sebiji sesawi dan campur tangan Tuhan untuk memberi kita kekuatan, kasih dan hati mengampuni. Ketika kemauan untuk mengampuni itu muncul, janganlah ditunda-tunda. Percayalah Tuhan menyertai kita dan menjadikan semuanya baik.
o Yang keempat adalah hendaknya kita tidak bosan-bosan mengampuni kesalahan orang lain. Kata Yesus: “Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia” (Lukas 17:4).
Marilah kita selalu siap untuk menolong dan mengampuni orang yang bersalah kepada kita. (RIC)
Doa: Ya Allah Bapa di sorga. Tambahkanlah iman saya agar mampu mengampuni orang yang bersalah kepada saya.
Janji: “Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku” —- Mazmur 139:9-10
Pujian: Mikael Sanjaya dibesarkan oleh orangtua yang sangat keras. Ia sering dihajar untuk hal hal yang sepele, sehingga ia terluka dan membenci papanya. Ketika dalam suatu acara pembasuhan kaki dalam suatu retret, ia menerima pengampunan dari figur ayah yang dibasuhnya, maka ia mengalami perubahan, dan mau mengampuni papanya.Mikael, seorang anak muda dan mampu mengampuni papanya,suatu tindakan yang luarbiasa.