Renungan Harian – Minggu, 10 November 2019

November 11, 2019
renungan harian katolik
SETIA MENDOAKAN
YANG TELAH ‘BERPULANG’
10 November 2019
Minggu XXXII
MINGGU (Hijau)
2 Makabe 7:1-2,9-14
Mazmur 17: 1,5-6,8.15
2 Tesalonika 2: 16—3:5
Lukas 20: 27-38
“Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia, dengan harapan yangdianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oeh-Nya. Sedangkan bagi baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan” — 2 Makabe 7: 14
TIAP TANGGAL 2 NOVEMBER, kita memperingati dalam Misa saudara-saudari kita umat beriman yang telah berpulang. Dengan membawa bunga yang telah diberkati, kita pergi ke kuburan-kuburan dan menabur bunga pada kubur-kubur saudara-saudari kita yang sudah dipanggil pulang oleh Tuhan, yang telah kita doakan dalam Misa Arwah pagi itu.
Dan hari Minggu ini, bacaan-bacaan Liturgi lebih lagi menekankan iman kita bahwa di balik kematian ada hidup bersama Allah selamanya. Bacaan pertama dari Kitab Makabe mengkisahkan seorang ibu dan ketujuh anaknya dihukum mati karena mereka lebih patuh taat pada hukum Taurat. Sang ibu dipaksa menonton dan menyaksikan ketujuh anaknya, satu persatu, disiksa dan dibunuh sehari sebelum dia sendiri dibunuh. Imandan keyakinan anak-anaknya akan adanya ‘kebangkitan’ orang mati, memampukan mereka untuk tetap setia akan iman keyakinan mereka.
Kita tahu bahwa di zaman Yesus tidak semua orang Yahudi percaya akan kebangkitan orang mati. Ini adalah golongan Saduki. Baca saja, siapa golongan Saduki itu ! Mereka ini mengajukan pertanyaan yang aneh kepada Yesus tentang kebangkitan. Dalam hal ini dengan tegas, tepat dan mengena persoalan, Yesus memberi jawaban: ‘Yang diimani dan disembah oleh Abraham, Iskak dan Yakub itu, “bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebabdi hadapanDia, semua orang hidup”(Luk 20:38). Yesus lalu merujuk pada kisah Musa, yang bertemu dengan Allah dalam semak belukar yang menyala. Allah mewahyukan Nama-Nya kepada Musa, “Aku ADALAH …. Allah Abraham, Allah Iskak dan Allah Yakub”. Bukandinyatakan, “Aku dulu ….”, tetapi “Aku ADALAH (dulu, sekarang dan akan datang) Allah mereka. IA masih tetap HIDUP, sebab IA adalah Allah orang-orang hidup. Namanya ialah “Yang Maha-Ada” – selalu ada ! Ini menunjukkan keberadaan-Nya.
Maka, ya Abraham, Iskak dan Yakub, tetap ada dan hidup di hadapan Allah yang hidup itu. Demikian pula sanak saudara kita yang telah mati dan juga kita nanti kalau sudah mati. Mereka, dan kita nanti, tetap hidup di hadapan Allah.
Doa: Roh Kudus, ajar dan bimbing aku agar imanku akan kebangkitan selalu mewarnai peri laku dan pola hidupku agar nanti aku diperboleh iku menikmati hidup bahagia di surga selamanya
Janji: “Tuhan adalah setia, Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat” — 2 Tesalonika 3: 5
Pujian: Sejak mengalami pencurahan Roh Kudus, pasutri Sumantoro menjadi pewarta yang berani untuk mewartakan kerahiman Allah Bapa, sebagaimana Yesus wartakan.