Renungan Harian – Jumat, 25 Oktober 2019

October 25, 2019
renungan harian katolik
DI AWAL KALAH – DI AKHIR MENANG TOTAL
25 Oktober 2019
JUM’AT (H)
Roma 7: 8-25a
Mzm 119: 66,68, 76-77, 93,94
Lukas 12: 54-59
(54) Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. (55) Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. (56) Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? (57) Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? (58) Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. (59) Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”
“ Di dalam anggota-anggota tubuhku , aku melihat hukum lain , yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku tawanan hukum dosa, yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku” — Roma 7: 23
PAULUS DALAM SURATNYA terkutip dalam bacaan pertama ini, mengungkap adanya peperangan atau pergumulan dalam diri pribadi kita. Kita melakukan yang jahat sedang hal itu tidak kita inginkan atau rencanakan (Rm 7:19). Memang seakan-akan kita itu terpaksa perang dengan diri kita sendiri kalau kita mendengarkan dan menanggapi keinginan ‘daging’ kita (1 Ptr 2:11). Menurutnya, kita-kita terasa terpaksa dari koderat kita tak dapat berbuat apa-apa dalam peperangan yang terjadi dalam diri kita sendiri. Kita lalu menjadi tawanan perang (Rm 7: 23). Keadaan kita benar-benar bobrok. Kita masing-masing lalu berseru: “Siapakah yang akan melepaskan dari tubuh maut ini?” (Rm 7:24). Dan jawabannya menjadi suatu dilema bagi kita umat manusia (> yes or no!). “Syukur kepada Allah oleh Yesus Kristus Tuhan kita!” (Rm 7: 25).
Maka, Yesuslah satu-satu Harapan kita. Dia-lah satu-satu Harapan yang kita butuhkan ! Dan Nama Yesus itulah Nama yang suci, sebab hanya dalam Nama-Nyalah kita diselamatkan (Kis 4: 12). Juga, Yesus-lah satu-satu Jalan untuk keluar dari kebobrokan hidup kita ini, dari kekalahan kita, dan dari perbudakan kita (Yoh 14:6). Yesus adalah satu- satu Jalan menuju kemenangan atas koderat kita yang telah jatuh, atas setan dan atas dunia.
Dan kita lalu menerima suatu koderat yang baru, menerima hidup dalam Yesus Kristus, berkat Baptisan kita. Agar kita dapat hidup dengan Dia dan dalam Dia, kita harus menghayati Baptis kita, bukan sekedar kadang-kadang kita memperbaharui Janji Baptis kita. Dalam hal ini dalam menghayati Janji Baptis ini dalam Yesus, haruslah kita lakukan dengan segenap hati dan sepenuh jiwa (Rm 6:3). Jadilah umat beriman yang bebas merdeka dan jadi pemenang !
Doa : Ya Bapa, semoga aku memahami dan menghayati kekayaan yang luar biasa dan
sekaligus tanggung jawab atas Baptis yang telah aku terima.
Janji : “Jikalau engkau pergidengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah
berdamai dulu dengan dia selagi di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya
kepada Hakim…” — Lukas 12: 58
Pujian: Tarji bertahun-tahun menjadi pengguna ‘narkoba’ yang berakhir masuk penjara satu
tahun. Karena dalam penjara ada pelayanan bagi dia dan teman-teman senasib,
sewaktu telah bebas, ia langsung masuk bergabung ke dalam Persekutuan Doa, dan
bulan berikutnya ia mengikuti Seminar Hidup Baru dalam Roh Kudus. Ia lalu benar
-benar merasa bebas.