KARYA TUHAN

May 3, 2021

Oleh RP Albertus Herwanta, O. Carm

Apa yang orang ketahui tentang karya Tuhan Allah? Tentu, orang mengetahui bahwa Tuhan Allahlah yang menciptakan langit dan bumi. Biasanya dipahami bahwa karya itu dilakukan selama enam hari. Setelah itu Tuhan Allah beristirahat.

Enam hari bagi Tuhan Allah bukan 6×24 jam. Tuhan masih dan terus berkarya. Alam memperlihatkan hal itu. Pemazmur menulis, “Langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi” (Mzm 19: 2-5). Dalam kesunyian alam Tuhan Allah melanjutkan karya-Nya.

Tuhan Allah juga berkarya melalui manusia, ciptaan yang paling sempurna. Dalam kerja sama dengan manusia pula Tuhan Allah melanjutkan karya ciptaan-Nya. Dengan itu pekerjaan manusia memiliki makna atau nilai rohani dan ilahi.

Lebih agung dari itu, Tuhan Allah berkenan menyelamatkan manusia dengan menjadi manusia. Berkat hal itu manusia diangkat kembali ke taraf ilahi. Ini suatu misteri yang hingga kini belum seluruhnya dapat dipahami.

Yang jelas, ada banyak saksi atas tindakan ilahi ini. Mereka adalah orang-orang yang pernah hidup bersama dengan Dia dan mendengar perkataan-Nya serta mengalami karya-karya-Nya. Sebagai saksi mereka membagikan pengalaman imannya yang secara turun-temurun kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Sebagian dari saksi-saksi itu disebut rasul yang jumlahnya ada dua belas. Rasul-rasul itu diutus untuk memberitakan tentang Allah yang menjadi manusia, penyelamat dunia. Di antara mereka itu ada Filipus dan Yakobus. Filipus mewartakan berita itu di Yunani, Siria dan Frigia. Sedangkan Yakobus menjelajah Israel dan Kerajaan Romawi.

Kelak kemudian hari, Saulus yang berjumpa dengan Sang Penyelamat lewat pengalaman mistik dalam perjalanan ke Damsyik juga menyebut diri rasul. Walau dipanggil sebagai rasul yang terakhir, karya kerasulannya tidak kalah besar. Namanya kemudian menjadi Paulus.

Baik dua belas rasul maupun Paulus pada dasarnya diutus karena telah menyaksikan hidup dan karya Allah lewat Sang Juru Selamat serta menjadi percaya. Hal yang sama berlaku untuk semua orang yang telah percaya dan menyatukan hidup dengan-Nya.

Singkatnya, rahmat dan keselamatan itu mesti diwartakan dan dibagikan. Tujuannya, agar semua orang diselamatkan. Para rasul atau utusan itu pergi bukan untuk kepentingan sendiri dan intensi duniawi,  melainkan mengambil bagian dalam karya Tuhan dalam upaya-Nya menyelamatkan manusia.

Senin, 3 Mei 2021 pada Pesta Rasul Filipus & Yakobus