Renungan Harian – Senin, 06 Juli 2020

July 6, 2020
renungan harian katolik
SENIN
(Hijau)
06 JULI
Hosea 2:13, 14b-15, 18-19
Mazmur 145:2-3, 4-5, 6-7, 8-9
Matius 9:18-26
18 Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” 19 Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. 20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. 21 Karena katanya dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” 22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, 24berkatalah Ia: “Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka menertawakan Dia. 25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. 26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
IMAN YANG MENYELAMATKAN DAN MENGHIDUPKAN
Yesus…berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu…… Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu.” —- Matius 9:22, 25
DUA PERISTIWA iman terjadi dalam kurun waktu berurutan. Yang satu, seorang kepala rumah ibadat yang sangat yakin bahwa Yesus bisa menghidupkan kembali anak perempuannya yang baru saja meninggal. Dan yang kedua, seorang perempuan yang telah menderita pendarahan selama dua belas tahun dengan perasaan tidak layak, karena diangga[ najis, tetapi sangat percaya bahwa hanya menyentuh jumbai jubah Yesus saja ia yakin akan sembuh dari sakitnya.
Sama halnya dengan penyakit pendarahan yang diderita perempuan itu, mayat manusia pun dianggap sebagai sesuatu yang najis pula. Jadi dengan datang kepada Yesus, mereka berdua perempuan itu dan kepala rumah ibadat, benar-benar telah berani mengambil langkah iman yang sangat besar, terdorong oleh tekad mereka untuk melepaskan diri dari penderitaan karena kematian dan sakit penyakit. Mereka percaya, karena sering menyaksikan atau mendengar bahwa belas kasih Yesus tidak dapat dibatasi oleh adat istiadat. Yesus selalu tergerak oleh belas kasihan terhadap setiap orang yang datang kepada-Nya dan tidak pernah menolak mereka atau membiarkan mereka tanpa pertolongan-Nya. Dan, sesuai iman pengharapan mereka kepada-Nya, mereka memperoleh apa yang mereka mohon. Perempuan itu disembuhkan, dan anak kepala rumah ibadat dibangkitkan dan hidup kembali.
Dua peristiwa iman dalam kisah Injil hari ini mengajarkan kepada kita untuk berani melangkah dalam iman. Untuk percaya dan tidak takut datang kepada Tuhan sekalipun keadaan yang kita hadapi sangat parah seolah tidak berpengharapan, atau situasi hidup pribadi kita dinilai orang sebagai tidak layak dan najis karena kedosaan kita.
Mari kita perlu selalu ingat akan kisah Injil hari ini. Datang kepada Tuhan Yesus dengan tidak ragu, dengan iman memohon pertolongan dan belas kasih-Nya. Tuhan Yesus, yang mahapeduli itu baik, sungguh amat baik. (VLB)
DOA : Ya Yesus, ketika aku berbeban berat dan datang
kepada-Mu, Engkau tak pernah menolak aku. Tunjukkan belas kasih-Mu dan memulihkanku selalu.
JANJI : “Aku akan menjadikan engkau istri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih.” —- Hosea 2: 18
PUJIAN: Hari ini juga Gereja memperingati Santa Maria Goretti (1890-1902). Dia teladan setia dalam kemurnian . Dia dibunuh karena menolak bujukan pria yang akan membunuhnya. Lebih dari itu, ia mengampuni si pembunuh sebelum meninggal.