Renungan Harian – Selasa, 22 Oktober 2019

October 22, 2019
renungan harian katolik
22 Oktober 2019
St. Yohanes Paulus II – Paus
Roma 5: 12, 15b, , 17-19, 20b-21
Mzm 40: 7 – 10, 17
Lukas 12: 35 – 38
(35) Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. (36) Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. (37) Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. (38) Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
“Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah”— Roma 5: 20
KALAU KITA melihat dunia, umumnya orang-orang mengatakan bahwa dosa dan pelanggaran semakinmenggila. Hampir tiap minggu kita baca adanya pembunuhan, ayah bunuh anak, ibu bunuh suami dan anak,penipuan dan kebohongan, retaknya hidup berkeluarga, pelecehan seksual, tindak ketidak-adilan, intolerasi,penganiayaan, rasisme dll dll. Tetapi, di mana dosa bertambah, di situ “kasih karunia Ilahi berlimpah “.
Paulus menekankan penegasan dari Tuhan, “Cukuplah Kasih-karunia-Ku” (2 Kor 12:9). Kasih karunia Allah mengatasi dan menutup dosa yang sejahat-jahatnya, situasi yang sejelek-jeleknya . Tak ada situasi dalam hidup ini yang tanpa-harapan. Tak ada alasan apapun untuk berputus asa. Selalu ada alasan untuk berharap. Maka tepat kalau Paulus menekankan pula agar kita, “Bersukacitalah dalam pengharapan, bersabar dalam kesesakan” (Rm 12:12). Mengapa ? Karena harapan kita umat beriman itu tak pernah mengecewakan (Rm 5:5). Karena itulah kita sebagai kaum beriman dan pengikut Kristus, “selalu bersukacita dalam Tuhan” (Flp 4:4). Apalagi Yohanes penulis Injil juga memperoleh pencerahan dari Tuhan sendiri, bahwa “karena dari kepenuhan-Nya , kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh 1: 16).
Kalau kita mau hidup dengan menghayati hidup dalam kasih-karunia-Nya,kita harus menerima rahmat Allah.
Caranya ? Kita perlu hidup berdasar iman dan berbekal banyak perbuatan baik (Ef 2: 8, 10). Konkritnya,dalam hari demi hari, yang kita jalani, dalam keadaan apapun yang kila lalui dan alami , kita mempercayakan segala pada Tuhan Allah daripada mempercayai kekuatan diri kita sendiri. Kita bekerja untuk dan demi Allah, bukan demi makanan dan harta yang mudah binasa (Yoh 6: 27).
Kita perlu mempersilahkan Yesus Tuhan yang meraja dalam hidup kita dalam segala aspek hidup kita. Kalau demikian, kita hidup dalam kasih-karunia Ilahi.
Doa : Ya Bapa, semoga kasih-karunia-Mu selalu datang melimpah dalam hidupku!
Janji : “Apabila ia datang di tengah malam atau pada dini hari, dan mendapati mereka berlaku
demikian, maka berbahagialah mereka” — Lukas 12: 38
Pujian: Paus Yohanes Paulus II, kita peringati sebagai orang kudus hari ini. Beliau pernah berkunjung ke Indonesia dan peristiwa bersejarah itu diabadikan dengan dinamainya salah satu gedung di Unika Atma Jaya, Semanggi,Jakarta, dengan nama ‘Carol Wotylia’. Ia berasal dari Polandia. Dan sewaktu belajat sebagai seminaris , ia studi di Seminari ‘bawah-tanah’, karena negerinya masih di bawah pemerintahan komunis. Tak disangka,beliaulah Paus pertama dari luar Italia setelah 455 tahun, mengunjungi 129 negara dan beliau mengetuk dunia agar membuka pintu bagi Kristus.