Renungan Harian – Senin, 21 Oktober 2019

October 21, 2019
renungan harian katolik
21 Oktober 2019
SENIN (H)
St. Ursula
Roma 4: 20-25
MT Luk 1: 69 – 75
Lukas 12: 13-21
(13) Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” (14) Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” (15) Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” (16) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. (17) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. (18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. (19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! (20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (21) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”
“Kata-kata ini, yaitu, ‘hal ini diperhitungkan kepadanya , tidak ditulis untuk Abrsaham saja, Tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita-pun Allah memperhitungkannya,karena
Kita percaya Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang matui”—Roma 4: 23-24
ALLAH TELAH BERJANJI kepada Abraham untuk mengambil kutuk dari padanya, yakni tak-mempunyaianak dan lebih dari itu. Allah menjadikan Abraham bapa dari banyak bangsa. Meski saat itu usia Araham mendekati seratusan tahun tanpa adanya pemenuhan Janji Allah itu (Rm 4:190), tetapi Abraham tak pernah meragukan akan Janji Allah, tetapi sebaliknya dia tetap diperteguh imannya dan memuliakan Allah. Ia yakin benar Allah dapat berbuat sesuatu selaras dengan Janji-Nya (Rm 4: 20-21).
Apakah kita penuh keyakinan akan Janji Allah lewat Iman (Ef 2:8)? Bahwa Allah memenuhi kebutuhan keuangan kita ? Dan iman akan pemelihraan ilahi ini, kita ujudkan dalam memberi ‘kolekte’, donasi dan sumbangan bagi kaum miskin (Luk 12: 16 dst) ! Apakah kita juga tetap yakin akan Janji Allah mencukupi kebutuhan kita tanpa kita jatuh dalam Program Keluarga Berencana, dengan menggunakan alat-alat ‘kontra-septif’ ? Apakah kita juga yakin bahwa segala keputusan yang kita buat dalam hidup ini, bertujuan agar kita mewarisi hidup abadi di surga ?
Kita semua ini diselamatkan oleh rahmat.Berulang kali Yesus bersabda : “Karena imanmu, kamu diselamatkan” (Luk 17: 19). Sangalah tak mungkin kita bisa berkenankepadaAllahtanpa iman kepada-Nya (Ibr 11:6). Dan tujuan hidup ini adalah untukberkenan pada Allah. Maka sebelumkita menyambut Komunio Kudus dalam Misa , Gereja berdoa kepada Tuhan akan memperhatikan iman kita. Dan kita ini umat ber-iman.
Dalam Kristus Yesus, kita-kita ini lebih besar daripada Abraham (Mat 11: 11).Mari kita berusaha dalam Hidup ini kita memiliki iman lebih besar daripada iman Abraham . Berjalanlah selalu dalam iman ( 2Kor 5: 7).
Doa : Bapa semoga budaya kita jangan sampai membatasi iman kita, tetapi sebaliknya semoga iman kita
ini merubah budaya kita !
Janji : “Berjaga-jagalah, dan waspadalah terhadap sebala ketamakan, sebab meskipun seorang
berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung pada kekayaannya itu” — Lukas 12: 15
Pujian: Di kalangan OMK, Tanti cukup cantik dan licah serta mudah bergaul. Banyak pemudayang mendekatinya.
Tetapi sewaktu akhir kuliah Strata Satu, Tanti memilih dan memutuskan masuk biara dan nanti ingin
berkaryadi Misi luar negeri.