Renungan Harian – Sabtu, 16 November 2019

November 18, 2019
renungan harian katolik
BERDOA DENGAN TEKUN
16 November 2019
SABTU (H)
St. Rochus Gonzales, Yohanes Catillio
St. Alphonsus Rodriquez (Martir)
Kebijaksanaan 18:14-16; 19; 6-9
Mzm 105: 2-3, 36-37, 42-43
Lukas 18:1-8
(1) Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (2) Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. (3) Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. (4) Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, (5) namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” (6) Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! (7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
“Bukankah Allahakan membenarkan orang-orang pilihannya yang siang malam berseru kepada-Nya” —Lukas 18: 7
KALI INI Yesus mengajar para murid tentang orang harus tekun berdoa dengan sebuah perumpamaan. Judul dalam Alkitab untuk hal ini ialah “Hakim yang tak benar”(Luk18:1-8). Ajaran dengan perumpamaan ini hanya terdapat dalam Injil Lukas. Dan pernah dipakai juga sebagai bacaan Injil tiga minggunan yang lalu tepatnya di Minggu XXIX.
Kalau kita ingin belajar tentang doa dari Injil, kita buka dan baca Injil Lukas. Dia jagonya. Dalam Injil ini kita disadarkan penting dan perlunya dengan sabar , tekun dalam berdoa. Tetapi dalam pengantar perikop bukannya tentang pentingnya doa, melainkan tentang “hakim yang tidak benar”. Dalam tradisi Yahudi dalam mengadiliperkara, hakim itu harus adil dan tak berpihak. Tetapi ada tiga kelompok khusus yang dapat perlindungan hakim, karena mereka sangat rentan terhadap perlakuan tidak adil. Mereka itu ialah para janda, anak yatim piatu dan orang asing. Maka perkara janda tersebut seharusnya cepat dikabulkan, ternyata tidak.
Di situlah letaknya usaha keras, kegigihan dan ketekunan dalam memperjuagkan haknya, sehingga sang hakim merasa sangat terganggu, sehingga mau tak mau lalu mengabulkannya. Yesus lalu bersabda “Tidaklah Allah akan membenarkan orang-orang pilihannya, yang siang malam berseru kepada-Nya?” (Luk 18: 7).
Di sinilah adanya ‘jembatan’ kita belajar berdoa, agar kita berdoa dengan sabar dan tekun serta terus-menerus tak jemu-jemunya. Ini tidak berarti kita memaksa Tuhan untuk memberikan apa yangmenjadi permintaan dan kebutuhan kita. Tetapi dengan doa yang tekun dan jemu-jemunya, kita menegaskan bahwa segala-galanya milik dan berasal dari Tuhan serta tergantung pada Dia , yang mahabaik, maha peduli dan maha pemelihara. Maka hanya kepada-Nya-lah kita mengadu !
Yang penting bukan berapa panjang ataupendeknya lama doa-doa kita, singkat atau lamanya berdoa, sekali-dua kali atau puluhan kali kita berdoa. Yang perlu kita jaga, bagaimana keadaan hati kita sewaktu berdoa. Apakah kita lebih banyak bicara atau lebih lama mendengarkan Tuhan bersabda ? Beranikah kita berkata “Bukan kehendakku tetapi kehendak-Mu-lah yang terjadi !?”.
Ya kita perlu tekun berdoa, tetapi juga tekun bekerja,tekun belajar dan tekun dalam berkomitment !
Doa : Bapa, bimbinglah aku untuk tekun berdoa dengan bersyukur dan
memuji-Mu selalu !
Janji : “Jika Anak Manusia datang, apakah Ia akan menemukan iman di
bumi?” — Lukas 18:8
Pujian:Setelah ikut Rekoleksi, Darti , yan telah beberapa bulan berdoa Rosario tiap hari dan Novena sampai lima kalidengan ujud permohonan yang sama, akhirnya tak jadi marahkepada Tuhan, tetapimempercayakanmasalahnya kepada-Nya, dan yakin Tuhan akan memberikan yang paling berguna bagi keselamatan hidupnya, pada waktunya.