Renungan Harian – Sabtu, 06 Juli 2019

July 5, 2019
renungan harian katolik
6 Juli 2019
SABTU (Hijau)
Kejadian 27:1-5;15-29
Mazmur 135:1-6
Matius 9:14-17
(14) Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” (15) Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. (16) Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. (17) Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”
TUHAN MEMBERIKAN KITA ANGGUR BARU SETIAP HARI
“Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” —- Matius 9:16-17
BACAAN INJIL hari ini membuat kita dapat bisa melihat bagaimana para murid Yohanes dan orang Farisi berusaha untuk protes kepada murid-murid Yesus yang tidak melakukan puasa seperti yang mereka lakukan. Mereka menegur murid-murid Yesus, dengan mengatakan bahwa “Kami dan orang Farisi sudah berpuasa, tetapi mengapa murid-Mu tidak?”. Mereka tidak dapat menerima bahwa mereka telah melakukan kewajiban puasa, sementara murid Yesus tidak.
Kita harus tahu, bahwa , fokus puasa bukanlah tidak makan, tetapi melepaskan mata kita dari hal-hal duniawi dan berfokus kepada Tuhan. Puasa adalah cara kita mengekspresikan kepada Tuhan dan kepada diri sendiri bahwa Anda serius dalam hubungan Anda dengan Tuhan. Puasa menolong kita memperoleh cara pandang yang baru dalam kedekatan kita dengan Tuhan.
Dalam Injil hari ini juga Tuhan menyinggung tentang anggur yang baru dan kantong anggur yang lama. Kantong anggur itu adalah kita, sedangkan anggur baru adalah berkat, rahmat, dan cinta kasih dari Tuhan sendiri. Tuhan selalu mencurahkan anggur baru yang terbaik bagi kita. Anggur baru itu akan memberi kita kekuatan dalam menjalani hidup dan dalam menekuni pekerjaan serta pelayanan kita.
Kita perlu mempersiapkan diri untuk menerima anggur yang dicurahkan Tuhan. Jika kita masih menggunakan kantong yang lama, maka kita akan kehilangan banyak; berkat yang dicurahkan Tuhan tidak bisa tertampung di dalamnya, dan semua menjadi terbuang percuma. Kantong lama memberi gambaran untuk hati yang membatu, hati yang tidak bertobat. Kantong ini memuat berbagai hal negatif yang sudah berkerak oleh egoisme, iri hati, dendam, kebencian, dengki, fitnah, kebohongan dan sejenisnya.
Kantong lama kita perlu diganti dengan kantong yang baru. Kantong baru ini adalah hidup kita yang telah diubahkan Tuhan yang sudah mengalami perubahan hidup dan pertobatan. Hidup dalam pertobatan adalah hidup yang penuh dengan kesabaran, kemurahan hati, sukacita, dan kejujuran.
Dengan kantong yang baru ini, kita siap menerima anggur baru yang selalu Tuhan curahkan. Ia telah mencurahkan anggur baru, yaitu berkat, rahmat, cinta kasih, dan keselamatan secara maksimal kepada kita. Kita pun menyediakan kantong baru yang mempunyai kapasitas maksimal, sehingga seluruh anggur baru itu bisa tertampung di dalamnya dan kemudian dipergunakan secara maksimal dalam hidup dan pelayanan kita.
(JT).
Doa: Tuhan Yesus, kami berterima kasih dan bersyukur kepada-Mu karena Engkau mengajarkan kepada kami kebenaran tentang puasa dan mulai saat ini kami mau siapkan hati dan pikiran yang baru untuk menerima anugerah baru yang Engkau telah siapkan.
Janji: “Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.”— Kejadian 27:28
Pujian: Bu Kusuma, acapkali meminta sakramen pertobatan kepada Pastor yang ada di parokinya. Ia merasa tidak layak untuk menyambut Tubuh dan Darah Yesus, bila belum mengaku dosa.