Renungan Harian – Minggu, 30 Juni 2019

July 1, 2019
renungan harian katolik
30 Juni, 2019 Minggu Biasa XIII
MINGGU (H)
1 Raja 19:16, 19-21
Mazmur 16:1-2, 5, 7-11
Galatia 5:1, 13-18
Lukas 9:51-62
(51) Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, (52) dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. (53) Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. (54) Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” (55) Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. (56) Lalu mereka pergi ke desa yang lain. (57) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” (58) Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” (59) Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” (60) Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” (61) Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” (62) Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
NEGERI ORANG-ORANG MERDEKA
“Kamu telah dipanggil untuk merdeka, tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaanmu itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa.” —Galatia 5:13
“Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu, berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan” — Galatia 5:1
SEWAKTU KITA AKHIRNYA memutuskan untuk bertobat dan menerima Yesus, kita menggunakan terus waktu-waktu kita untuk bersama Tuhan dan hidup kita seluruhnya dan seutuhnya untuk Dia. Akhirnya kita lalu mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Dan tak lama kita menyadari bahwa Tuhan lebih berkepentingan dengan kebebasan kami. Kita sangat mengharapkan ini sebab perutusan Yesus untuk kita adalah untuk membebaskan para tawanan (Luk 4:18). Ia wafat di kayu salib tiada lain untuk membebaskan kita dari dosa. Dan Ia bangkit dari mati untuk membebaskan kita dari setan, Pangeran alam maut (Ibr 2: 14). Hanya kalau Yesuslah yang membebaskan kita, kita baru benar-benar bebas dan merdeka (Yoh 8: 36). Yesus-lah Penebus kita, karena Ia telah melakukan segala sesuatu dan apa saja guna membebaskan kita.
Oleh karena itu mendesak kita agar kita bebas dari belenggu ‘ketidak-mau-an mengampuni’, dari rasa takut, benci-diri, segala macam bentuk ketergantungan pada alkohol , tontonan porno, penggunaan HP dan alat-alat elektronik yang berlebihan, ketergantungan pada jenis makanan tertentu, judi –apapun bentuknya-, dan obat-obat terlarang.
Allah Bapa dengan perantaraan Yesus, Putera-Nya, telah mengirim Roh-Nya kepada kita dan memberi kita apa saja yang belawanan dengan ketergantungan di atas dan menentang koderat kita yang tgelah jatuh (Gal 5: 17). Dengan menghayati Janji-janji Baptis kita, yakni hidup dalam Roh kudus-Nya, kita bebas dan merdeka.
Doa :Bapa, bebaskanlah kami dari budaya kematian. Semoga aku selalu bebas merdeka
di dalam Bapa !
Janji : “Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak
untuk Kerajaan Allah” — Lukas 9: 62
Pujian: Karena terjaring sebagai pengguna narkoba, menjalani rehabilitasi setahun,Alex lalu merasa bebas dari narkoba. Ia serahkan diri kepada Yesus dalam suatu Komunitas, untuk ikut melayanui para korban narkoba di pejara.