Renungan Harian – Sabtu, 29 Juni 2019

July 1, 2019
renungan harian katolik
29 Juni , 2019 St. Petrus & Paulus
SABTU (M)
Kisah Para Rasul 12:1-11
Mazmur 34:2-9
2 Timotius 4:6-8, 17-18
Matius 16:13-19
(13) Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” (14) Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” (15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (16) Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (17) Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. (18) Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. (19) Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
MEMBANGUN GEREJA
“Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara dan jemaat tekun mendokannya
kepada Allah” — Kisah para Rasul 12: 5
KARENA YESUS itu Ilahi dan Dia adalah Kepala dari Gereja, maka Gereja tak-terkalahkan
Contohnya saja, Petrus adalah Pimpinan dari semua pimpinan Gereja di Gereja Perdana, secara mukijzat terbebaskan dari hukuman mati dari penjara, sesaat sebelum Raja Herodes merencanakan pelaksanaan hukuman mati untuk Petrus. Paulus, misionaris agung di awal Gereja Perdana memberi kesaksian. “Saya terbebaskan dari mulut singa. Tuhan akan selalu menyelamatkan saya dari segala usaha yang merugikan diri saya, dan Ia akan selalu membawa saya aman dan selamat sampai ke Kerajaan Surga-Nya” (2 Tim 4 17-18).
Demikian pula kita semua ini, sebagai warga Gereja, “kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Rm 8:37) . Gapura Neraka (Alam maut) tidak akan menguasai Gereja (Mat 16:18). Tetapi Tuhan mengizinkan bahwa Gereja dikejar dan dianiaya, malahan juga diizinkan adanya warga Gereja yang dikbunuh sebagai martir. Meskipun demikian, ini sama sekali tidak berarti bahwa Gereja telah dikalahkan dan dapat dikalahkan. Sebaliknya, ini berarti bahwa Gereja mengikuti jejak sang Pemimpin-nya yang disalib. Dalam hal ini Paulus menegaskan kepada murid kesayangannya , yakni Timotius, begini, “Benarlah perkataan ini: ‘Jika kita mato dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan memerintah dengan Dia” (2 Tim 2: 11-12).
Oleh karena bergembiralah bahwa Allah telah memilih kita menjadi warga dari Tubuh-Nya, yakni Gereja-Nya yang tak-terkalahkan. Cintailah Gereja (E 5: 25). Dengan penuh sukacita dan tendah hati kita tunduk pada wewenang kuasa Gereja (Ibr 13: 17).
Mari kita ajak teman-teman sebanyak mungkin untuk menjadi warga Gereja yang terkalahkan oleh alam maut.Kita ajak mereka mempersembahkan diri kepada Yesus. Ambil bagian dalam peran dan kegiatan Gereja. Mari kita bangun Gereja kita !
Doa : Seperti Yesus, ya Bapa, perkenankanlah kami memberikan diri kami kepada Gereja
(Ef 5:25).
Janji : “Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku
Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan-Yahudi mendengarkan-
nya” — 2 Timotius 4: 17
Pujian: Dengan sikap dan rasa persaudaraan, Paulus menegur Petrus. Tindakan
persaudaraan ini menyembuhkan hubungan antara umat yang berasal dari Yahudi
dan bukan-Yahudi (Gal 2:11-12)