Renungan Harian – Minggu, 15 September 2019

September 13, 2019
renungan harian katolik
15 September 2019 MINGGU Biasa XXIV
MINGGU (Hijau)
Keluaran 32:7-11,13-14
Mazmur 51:3-4,12-13,17,19
1 Timotius 1:12-17
Lukas 15:1-32
(1) Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. (2) Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” (3) Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: (4) Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? (5) Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, (6) dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. (7) Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” (8) Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? (9) Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. (10) Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” (11) Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. (12) Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. (13) Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. (14) Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. (15) Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. (16) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. (17) Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. (18) Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, (19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. (20) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. (21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. (22) Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. (23) Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. (24) Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. (25) Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. (26) Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. (27) Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. (28) Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. (29) Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. (30) Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. (31) Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. (32) Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
MENEMUKAN YANG TERHILANG
“Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak
meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?”—-Lukas 15:4
TUJUAN MISI Yesus ke dunia, tercantum dalam Injil Lukas, “Kita patut bersuka cita dan bergembira, karena adikmu yang telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali” (Luk 15:1-32). Ayat itu memuat tiga hal penting, yaitu:
1. Mencari dan Menemukan yang Terhilang
Mencari dan menemukan domba yang terhilang merupakan hal penting dan menjadi prioritas utama bagi seorang gembala, dibandingkan dengan domba-domba lainnya yang baik-baik saja. Begitu juga bagi Yesus – Gembala kita yang baik, datang ke dunia untuk mencari orang berdosa yang terhilang, meninggalkan kawanan, terjerat berbagai masalah adalah prioritas utama misi belas kasih Allah.
2. Allah dan Seisi Sorga Bersukacita
Allah Bapa dan seisi sorga bersukacita apabila ada seorang berdosa bertobat seperti domba tersesat yang dibawa pulang gembalanya.
Begitu juga Bapa yang murah hati ketika melihat anaknya yang bungsu kembali “Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.” Dan berkata: “… ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kitamakan dan karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau…” (Yes 43:4).
Bagaimana tanggapan kita akan kasih Allah yang begitu besar kepada kita umat-Nya, yang sering tersesat? Mari pergi…, kita diutus ambil bagian dalam misi Yesus: “Mencari dan menemukan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.
3. Tiada Pengorbanan yang Begitu Besar
Bagi Allah tidak ada pengorbanan atau penderitaan yang terlalu besar dalam hal mencari jiwa yang terhilang dan membawanya kembali karena setiap kita berharga di mata Tuhan. “Oleh
yang terhilang“ dan bersukacita dengan Allah Bapa dan seisi Sorga ketika ada orang berdosa yang bertobat dan kembali ke Gereja. (HS)
Doa: Bapa yang baik inilah kami, pakailah kami untuk terlibat dalam Misi Yesus datang ke dunia untuk mencari dan menemukan yang terhilang.
Janji: “Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu. Korban sembelihan kapada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” —- Mazmur 51:17,19
Pujian: St. Paulus telah mengalami kasih Allah yang begitu besar, setelah bertobat ia terlibat dalam Misi Yesus mewartakan kabar baik sampai ke ujung dunia sampai berakhir dengan kemartirannya.