Renungan Harian – Minggu, 02 Juni 2019

June 3, 2019
renungan harian katolik
2 Juni 2019 Novena Pentakosta –
MINGGU (Putih) kenaikan Hari Ketiga
Kisah Para Rasul 7:55-60
Mazmur 97:1.2b.6.7c.9
Wahyu 22:12-14.16-17.20
Yohanes 17:20-26
(20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. (22) Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: (23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.(24) Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. (25) Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; (26) dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
KEMULIAAN ANAK MANUSIA
“Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang
Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu,
sama seperti kita adalah satu.” —- Yohanes 17:22
YESUS MENGATAKAN bahwa DIA telah memberikan kepada murid-murid-Nya kemuliaan yang telah diberikan Bapa-Nya kepada-Nya. Bicara tentang kemuliaan, bagi Yesus salib adalah kemuliaan-Nya. Yesus tidak bicara IA disalibkan; IA bicara bahwa IA dimuliakan. Maka, pertama dan terutama, kemuliaan orang kristen adalah salib yang harus dipikul. Adalah suatu kehormatan untuk menderita bagi Kristus. Kita jangan berpikir salib itu sebagai hukuman atas kita; kita harus memandangnya sebagai kemuliaan.
Kepatuhan Yesus yang sempurna kepada kehendak Allah adalah kemuliaan-Nya. Kita mendapatkan kemuliaan kita, bukan dalam berbuat apa yang sesuai dengan keinginan kita, melainkan dalam berbuat sesuai dengan kehendak Allah; semakin besar kepatuhan semakin besar kemuliaan yang diperoleh.
Dalam menghadapi salib, Yesus tidak pernah kehilangan kepercayaan-Nya kepada Allah dan keyakinan-Nya kepada manusia. Itulah yang didoakan Yesus kesatuan antara DIA dengan Allah dan antara pengikut-pengikut-Nya dengan DIA. Yesus menghendaki supaya murid-murid-Nya nanti melihat kemuliaan-Nya di Sorga. Kalau orang kristen itu harus mendapat bagian dalam Salib Kristus itu, maka ia juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan-Nya.
Ketika Stefanus ditangkap dan diadili oleh Mahkamah agama, Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, dan melihat kemuliaan Allah dan melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya kepada mereka: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah” (Kisah 7:56). Mendengar itu, maka marahlah mereka dan menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya.
Kita melihat Stefanus mengikuti teladan Tuhan Yesus. Sebagaimana Yesus berdoa untuk pengampunan bagi orang-orang yang menganiaya-Nya (Luk 23: 34), demikian juga Stefanus, sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kapada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah dia. Kita melihat rahasia keberanian Stefanus, bahwa dibalik semua yg dilakukan mereka terhadapnya, ia melihat Tuhan yang sedang menantikannya.
Maka benarlah perkataan ini: “Jika kita mati dengan DIA, kita pun akan hidup dengan DIA; jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan DIA (2 Tim 2: 11,12). Kristus menjanjikan bahwa jika kita mengambil bagian dalam kemuliaan dan penderitaan-Nya di bumi, kita juga akanmendapat bagian dalam kemuliaan dan kemenangan dalam kehidupan kekal di Sorga. Adakah janji yang lebih besar dari itu? (PIN)
Doa: Ya Bapa, berilah Aku kekuatan dalam menanggung salib yang harus dipikul, agar melalui salib itu, aku semakin bersatu di dalam Kristus dan sesama, sehingga nama-Mu semakin ditinggikan.
Janji: Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu —- Wahyu 22:14
Pujian: St. Erasmus adalah Uskup kota Formiae, Italy. Erasmus tetap teguh mempertahankan imannya walau harus banyak mengalami penyiksaan yang mengerikan. Semua penyiksaan itu tidak juga mampu menewaskan St Erasmus. Ia dengan berani berkotbah tentang iman Kristiani dan membaptis banyak orang kafir menjadi Kristen.