Renungan Harian – Kamis, 26 Desember 2019

December 26, 2019
renungan harian katolik
26 Desember 2019
KAMIS (M)
St. Stefanus
Kisah 6: 8-10; 7: 54-59
Mazmur 31: 3-4,6-8
Matius 10: 17-22
(17) Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. (18) Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. (19) Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. (20) Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. (21) Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. (22) Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
NATAL NYATAKAN PERANG
“Berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparkannya”—Kisah 7: 57-58
DI NEGERI YANG PENDUDUKNYA mayoritas katolik, tiap keluarga memiliki tradisi merayakan Natal sendiri-sendiri. Di hari kedua Natal, umumnya dalam tradisi keluarga katolikmemperingati kemartiran Stefanus, yang dibunuh secara kejam. Kita bisa bertanya bagaimana mungkin dalam suasana Pesta Natal yang meriah, kita lalu harus dengan sedih memperingati kematiannya Stefanus ?
Dari sejarah, tujuan pertama adanya perayaan Natal di tanggal 25 Desember ialah adanya pernyataan perang dari Gereja dengan sengaja terhadap gaya hidup kafir dalam bentuk pesta-pesta. Gereja ingin mengikis habis perayaan kafir itu. Di abad keduabangsa Romawi menenguhkan tanggal 25 Desember sebagai Perayaan Agung Dewa Matahari. Itu sudah dirayakan dua-tiga ratus tahun sebelum adanya pesta Natal. Dandi tahun 336, dengan sengaja Umat katolik mengacarakan pesta-pesta umat kristiani dibuat bertabrakandengan pesta-pesta kafir. Umat katolik melakukannya dengan sengaja dengan tujuan bertindak agresif, menyatakan perang, menabuh genderang perang dan mau mencari gara-gara.
Umat kristiani waktu itu memang menciptakan banyak musuh, dengan mengobrak-abrikpesta-pesta kafir itu. Gereja menusukkan belatinya pada dunia bisnis yang menfasilitasi kebutuhan perayaan-perayaan agama kafir itu. Kalau kita itu tidak senang atau benci bisnis, berarti kitalebih banyak lagi membuat musuh. Mereka tentu akan “menyeret kita ke pengadilan”, “mendera kita”, “mengkertak-kertakkan gigi”, dan melempari batu pada kita (Mat 10:17); Kisah 7: 54, 58). Apa kata Yesus dalam hal ini ? “Kamu akan dibenci oleh semua orang karena Nama-Ku!”, tetapi “orang yang bertahan sampai kesudahannya, akan selamat” (Mat 10: 22).
DOA :Yesus, semoga , Natal-ku menjadikan ancaman bagi duniawi, kedaginganku dan iblis !
JANJI : “Sedang mereka melemparinya, Stefanus berdoa, katanya, ‘Ya Than Yesus , terimalah rohku!’ “
PUJIAN:Kisah berikutnya tentang Stefanus, “Orang-orang saleh mengubur mayat Stefanus dan meratapinya dengan sangat” (Kisah 8:2).