Renungan Harian – Kamis, 19 Maret 2020

March 19, 2020
renungan harian katolik
KAMIS
(Putih)
19 Maret
Hari Raya St. Joseph
2 Samuel 7:4-5, 12-14, 16
Mazmur 89:2-5, 27, 29
Roman 4:13, 16-18, 22
Matius 1:16, 18-21, 24
atau Lukas 2:41-51
(16) Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. (18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (19) Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. (20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. (21) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
SANTO YUSUF: BAPA PENGASUH YESUS !
“Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” — Lukas 2: 49
TIAP TANGGAL 19 Maret, kita merayakan pesta Santo Yusuf. Dia kita hormati karena ia ‘bapak pengasuh Yesus!’ Kita ingat peristiwa sewaktu Yesus berusia 12 tahun. Ia ikut bapa-ibunya berziarah ke Bait Suci Yerusalem. Entah bagaimana, Yesus sampai tertinggal. Orang tua menganggap anaknya mungkin telah ikt salah satu rombongan keluarga mereka. Ternyata tidak. Dan itu sudah satu hari perjalanan. Terpaksa orangtua balik ke Yerusalem, mencari-Nya. Sewaktu ketemu, bapa Yusuf justru menerima peringatan dari Anak-asuhnya, yakni bawa Bapa-Nya yang sesungguhnya ialah Allah Bapa di surga (Luk 2:49).
Kalau begitu secara manusia, Yusuf sebenarnya suami-asuh Bunda Maria. Maria mengandung Yesus atas kuasa Roh Kudus, yang adalah pasangan sebenarnya dari Maria (Luk 1: 35). Status Yusuf yang tetap hidup ‘selibat’ menunjukkan bahwa Maria itu milik Roh Kudus lebih dari milik Yusuf. Mungkin saja Yusuf merasa hanya sebagai ‘orang kedua’, baik sebagai ayah maupun suami. Tetapi di hadapan Allah, Yusuf bukanlah ayah atau suami asuh.
Dari semua pria yang tercipta di bumi ini, hanya Yusuf-lah yang terpilih Allah, di saat kritis menegangkan ini. Yusuf dipilih menjadi pelindung sekaligus penjaga Keluarga Kudus. Dan bagi Bunda Maria, tak pernah bapa Yusuf dianggap hanya memiliki peran yang kedua. Kita bisa simak di beberapa peristiwa. Sewaktu harus mengungsi ke Mesir, Yusuflah yang dipilih Allah dan diberi wahyu agar membawa Keluarga Kudus mengungsi. Juga sewaktu tiba saatnya kembali ke Nasaret dari Mesir, Yusuflah yang berperan. Dan lagi sewaktu Yesus tertinggal di Bait suci Yerusalem, Yusuflah yang ‘bingung dan capai cari dan tanya sana-sini, yang akhirnya ketemu di Bait suci. Di situ kata-kata yang dipakai Maria, “Ayahmu dan aku…”, jelas bagi Maria , Yusuf adalah Kepala Keluarga Kudus (Luk 2: 4). Dan setelah itu, dikatakan Yesus meninggalkan Bait suyci Yerusalem dan ikut orang tua. Dan Yesus tunduk patuh kepada Yusuf (Luk 2: 51).
Yusuf dipilih dan mendapat kepercayaan penuh dari Maria, Yesus dan Allah Bapa. Dan Yusuf berhasil , sukses sebagai ayah, suami dan kepala Keluarga Nasaret. Maka Yusuf bukanlah semata ayah angkat, suami angkat. Dilihat dari rencana agung karya keselamatan, karya penebusan umat manusia berhasil berkat kepatuhan Yusuf, berkat sikap-mempercayakan penuh, serta kerendahan hatinya yang luar biasa (Luk 2:51).
Semoga kita yang mencintai Yesus, yang mencinta Bunda Maria patut
meneladan hidup Santo Yusuf dalam hidup sehari-hari.
Yusuf, doakanlah kami !
DOA : Bapa, semoga aku benar-benar bisa mengikuti jejak Santu Yusuf, dalam rasa tanggungjawab terhadap keluarga.
JANJI : “Semua tergantung pada iman, segala-galanya adlah rahmat” — Roma 4:16
PUJIAN: “Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu” — Amsal 4:20.