Renungan Harian – Jumat, 03 April 2020

April 3, 2020
renungan harian katolik
JUMAT
(Ungu)
03 April
Yeremia 20:10-13
Mazmur 18:2-3a.3 bc-4.5-6.7
Yohanes 10:31-42
(31) Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. (32) Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” (33) Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.” (34) Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? (35) Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah–sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan–, (36) masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? (37) Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, (38) tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (39) Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. (40) Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. (41) Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.” (42) Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.
BUTUH TELADAN BAIK
“Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku.” —- Yohanes 10:37
TELADAN PERBUATAN baik yang dilakukan Yesus dan pernyataan yang menunjukkan Yesus sebagai Anak Allah sebagai kesatuan-Nya dengan Bapa menjadikan orang-orang Yahudi marah kepada Tuhan, karena mereka tidak mempercayai apa yang dikatakan dan dilakukan Tuhan Yesus.
Dan kita ? Sebagai anak-anak Allah dan sebagai orangtua Katolik, yang telah mengucapkan janji mendidik anak-anak dalam iman katolik, kita tidak perlu banyak berkata-kata mengajarkan tentang sabda Tuhan kepada anak-anak kita, atau menyuruh anak-anak rajin ke gereja, berdoa dan membaca kitab suci, mengasihi dan mengampuni. Mereka lebih dulu perlu teladan. Biar mereka melihat orangtua berdoa, membaca Kitab Suci, mengajak anak-anak ber-Ibadat Ekaristiti ! Itu cara yang jitu mewariskan nilai-nilai iman kepada anak-anak. Biar anak–anak merasakan kehadiran Tuhan Yesus dalam hidup keluarga.
Orangtua harus menjadi teladan lebih dulu dengan melakukan perbuatan kasih, kebaikan Tuhan, membawa keluarga kepada Tuhan dengan bersama-sama mengikuti perayaan Ekaristi di hari Minggu, berdoa dan membaca kitab suci bersama seluruh keluarga, sehingga anak-anak mulai memiliki relasi pribadi dengan Tuhan Yesus. Dengan teladan keterlibatan orangtua dalam kegiatan Lingkungan dan Paroki, anak-anak yang melihat dan mengalaminya, tentu akan meneladan contoh hidup orangtuanya. (MG)
DOA: Tuhan Yesus, curahkan kasih-Mu bagiku sehingga hidupku menjadi pribadi yang makin serupa dengan-Mu dalam kata dan tindakan, sehingga sesamaku mengalami perjumpaan pribadi dengan-Mu sendiri. Amin.
JANJI: “Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab Ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.” —- Yeremia 20:13
PUJIAN: Seorang ayah yang hidupnya hancur karena terpuruk dalam dosa, ketika bertobat, membawa keluarganya kepada Tuhan dengan mengubah pola hidupnya menjadi teladan kehadiran Tuhan Yesus. Perubahannya itu membuat relasi dengan anak-anaknya diperbarui sehingga mereka berprestasi dalam studi dan hidup keluarganya mengalami berkat Tuhan.