Renungan Harian – Jumat, 01 November 2019

November 3, 2019
renungan harian katolik
1 November 2019
JUMAT (Putih)
Wahyu 7:2-4, 9-14
Mazmur 24:1-2, 3-4ab, 5-6
Matius 5:1-12ab
(1) Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. (2) Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: (3) Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (4) Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. (5) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. (6) Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (7) Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. (8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. (9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” —- Matius 18:3
SAYA TERINGAT ketika di masa SMP, saya begitu menyukai Doa “Jadikan Aku Pembawa Damai” yang ada di buku Madah Bhakti (No. 156). Doa itu dari Santo Fransiskus Asisi. Saat itu saya sudah sangat tertarik untuk ikut pelajaran katekumen di sekolah. Ketika mengucapkan doa ini, ada damai mendalam di hati saya. Doa yang sangat indah dan bagi saya, doa ini benar-benar mengajarkan saya untuk mengontrol emosi dan mengingatkan arti kerendahan hati yang sesungguhnya.
Ketika merenungkan bacaan injil hari ini, khotbah Yesus di Bukit mengenai Sabda Bahagia mengandung unsur yang sangat penting dan kudus. Di dalamnya mengandung dua titik waktu, yaitu waktu sekarang dan waktu nanti di masa yang akan datang. Apa yang kita lakukan pada masa sekarang, buah-buahnya akan kita lihat dan kita rasakan di masa yang akan datang.
Saya percaya, ketika kita menjadi seorang pembawa damai, kita adalah orang-orang yang berbahagia. Karena dengan merasakan kedamaian itu sendiri, kita sudah memperoleh kebahagiaan yang sejati. Suka cita yang tidak bisa dibeli dengan harta duniawi.
Pengajaran Yesus hari ini sungguh menakjubkan karena kita dibimbing oleh-Nya untuk bersyukur dan berbahagia dalam setiap karya dan pelayanan yang kita lakukan, untuk senantiasa menjaga hati dan pikiran kita, sehingga kita merasakan sukacita surga. (LS)
Doa: Tuhan Yesus Guru Ilahi kami, ajarilah kami untuk me-lakukan karya kasih-Mu dengan penuh sukacita dan ketulusan. Amin.
Janji: “sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam kerajaan surga.” —- Matius 18:4
Pujian: Santa Theresia dari Lisieux atau Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus dikenal sebagai Bunga Kecil Yesus, engkau telah menawarkan “Jalan Kanak-Kanak Rohani” kepada kami semua, jalan cinta kasih dan kepercayaan dalam hubungan manusia dengan Allah Bapa. Engkau memberi teladan kepada kami untuk percaya dan bergantung sepenuhnya kepada Bapa di surga.