SERUAN IMAN

August 4, 2021

Albertus Herwanta, O. Carm


Ketika Sang Guru menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon datanglah kepada-Nya seorang wanita Kanaan. Orang Kanaan dianggap kafir alias tidak beriman oleh bangsa Yahudi. Dia berteriak minta tolong, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita” (Mat 15: 22).

Menarik, bahwa teriakannya itu tidak ditanggapi. Bahkan tatkala murid-murid meminta-Nya supaya menyuruh wanita itu pergi, Sang Guru bersabda, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Mat 15: 24). Artinya, Dia tidak melayani orang non-Israel.

Sebaliknya, Sang Guru mendengarkan wanita itu ketika dia mendekat dan menyembah Dia serta berkata, “Tuhan, tolonglah aku” (Mat 15: 25). Bahkan terjadi dialog yang “akrab” dan dekat. Dia bersabda kepada wanita itu, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing” (Mat 15: 26).

Kata-kata Sang Guru terkesan kasar kalau dibaca secara harafiah. Dalam teks itu, “anjing” bukanlah binatang, melainkan berarti orang asing. Wanita itu pun berkata, “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya” (Mat 15: 27).

Mendengar itu, Sang Guru bersabda, “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti kaukehendaki” (Mat 15: 28). Anaknya pun sembuh. Di ujung percakapan itu dapat ditemukan inti dan pesannya.

Saat wanita itu berteriak-teriak Sang Guru tidak menjawab. Namun ketika datang menyembah, dia didengarkan. Sang Guru menyebut dia dengan ibu. Lebih dari itu, iman wanita itu menggerakkan Dia yang kemudian mengabulkan permintaannya.

Memohon kepada Tuhan itu amat penting. Namun tidak perlu dengan berteriak-teriak. Yang lebih diperlukan adalah iman; bukan kerasnya kata-kata. Iman itu tampak dalam sikap menyembah dan tindakan sehari-hari yang berserah kepada Allah. Ini tidak mudah.

Doa itu dikabulkan bukan karena rangkaian kata yang keras dan bertele-tele (Mat 6: 7-8), tetapi karena iman. Doa yang benar mengalir dari dalam batin. Sering tidak memerlukan kata-kata dari mulut, karena berbentuk seruan iman.

Rabu, 4 Agustus 2021