Romo Josep Susanto: Generasi Z adalah Wajah Gereja Masa Kini

October 17, 2020

Jakarta, ShalomJkt.com (17/10) – Dunia dan waktu saat ini sedang berlari kencang. Menghadapi realitas ini, tidak ada pilihan lain, manusia yang harus ikut berlari, namun sedapat mungkin mempertahankan jati diri agar tidak lebur begitu saja lalu hilang.

Untuk menghadapi realitas ini, Badan Pelayanan Dekanat Barat BPK PKK KAJ menyelenggarakan Zoominar pada 17/10/20 bertema Pewartaan Digital Zaman Now dengan pembicara tunggal Romo Dr. Josep Susanto, Pr. Zoominar ini diikuti oleh lebih dari 150 peserta. 

Romo Josep yang juga youtuber ini mengatakan, dunia teknologi adalah dunia anak-anak muda atau Generasi Z. Ketika dunia ini belum dilanda virus korona yang menyebabkan semua orang, termasuk yang tua dipaksa mengenal teknologi, anak-anak muda atau Generasi Z sudah sangat akrab dengan teknologi itu.

“Nah! Bagaimana agar pewartaan masuk ke telinga dan visual Generasi Z?” tanya Romo Josep oratoris .

Doktor Kitab Suci Perjanjian Lama ini lalu menjelaskan bahwa medan yang kita hidupi sekarang ini adalah medan perwartaan  untuk Generasi Z karena mereka ada di sana. “Tinggal kemasan pewartaan yang perlu disesuaikan dengan perubahan atau perkembangan yang ada,” tambah Romo Josep.

Sebagian peserta zoominar

Karena Generasi Z sangat akrab teknologi dan berada di medan teknologi itu, Romo Josep menyebut Generasi Z sebagai pemilik gereja masa kini. “Jika orang menyebut orang muda pemilik gereja masa depan, dengan kondisi saat ini, saya justru menyebut mereka adalah pemilik gereja saat ini,” jelas dosen Kitab Suci di STF Driyarkara ini.

Romo Josep dengan benderang mengatakan bahwa orang-orang zaman ini harus masuk dalam arena teknologi. Jika tidak, akan muncul jarak di antara generasi Z dan Y. Jarak itu mudah menciptakan konflik. “Ketika kedua belah pihak tidak berjuang mendekatkan jarak, mereka akan semakin saling menjauh. Gereja dan orang tua harus berani mengambil insiatif. Para pewarta harus berpikir dua atau tiga langkah ke depan mengantisipasi kemajuan demi pewartaan Kabar Baik. Contohnya, orang tua tidak paham bagaimana mengajari anaknya belajar online, yak arena tidak siap,” ujar Romo Josep memberi contoh.

Menyangkut keterlibatan sebagai youtuber, jelas Romo Josep, sejak awal setiap orang yang mau jadi youtuber perlu menentukan tujuan atau motivasinya. Dan kalau mau menjadi youtuber dengan motivasi pewartaan, maka perlu memahami sejumlah hal. “Kalau mau jadi youtuber, tentukan motivasi sejak awal. Siapa pun bisa jadi youtuber, tapi siapkan mental karena netizen itu ‘maha benar’. Dan juga, semakin orang berkembang, dukung dia dalam bentuk testimoni, misalnya. Jangan bersaing. Bersaing itu racun,” saran imam muda ini. (SJ/01)