Renungan Harian – Senin, 26 Agustus 2019

August 26, 2019
renungan harian katolik
26 Agustus, 2019
SENIN (H)
1 Tesalonika 1: 2b-5, 8b-10
Mazmur 149: 1-6, 9
Matius 23: 13-22
(13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (14) (Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.) (15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. (16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. (19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? (20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. (21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. (22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
SABDA “CELAKALAH KAMU…”
“Hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang munafik, ….”— Matius 23: 13,15
DALAM INJIL MATIUS, ada “Sabda Bahagia”, juga ada “Sabda Celaka” (Mat 23: 13-29). Di sini ajaran Yesus terdengar tegas dan keras. Ini suatu kecaman atau kritik pedas dari Yesus terhadap pola hidup mengagama para ahli Taurat dan orang-orang Farisi di zaman itu.
Para ahli Taurat itu adalah para pengajar dan penafsir Kitab Perjanjian Lama, khususnya ke-lima Kitab Musa, yakni semua hukum dan peraturan serta tatanan yang terdapat dalam Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Sedang orang Farisi adalah segolongan yang sangat bepengaruh dalam masyarakat Yahudi zaman Yesus, yang terdiri dari para rabbi atau guru dan para ahli Taurat. Kekhasannya ialah mereka ini berpegang erat pada Taurat Musa dan ‘adat istiadat nenek moyang’. Mereka mentaati secara mutlak seluruh hukum dan peraturan. Bertindak sebagai polisi agama. Bila melihat umat termasuk Yesus dan murid-murid-Nya melanggar, mereka kecam dan salahkan, khususnya bila umat melanggar Hari Sabbat, yang banyak larangan-larangannya.
Sifaf buruk mereka ialah ‘mereka mengajarkan kepada umat tetapi mereka tidak menjalankan sendiri’; mereka senang memberi beban –beban tugas keagamaan yang berat, tetapi mereka sendiri ‘tidak mau menyentuhnya’; mereka itu gila hormat. Maka tak heran kalau lalu muncul “Sabda –Celaka” dari Yesus, seperti kita baca dalam Injil hari ini. Terhadap kelompok itu, Yesus tegaskan, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istidat sendiri” (Mrk 7:8). “Hari Sabbat diadakan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabbat” (Mrk 2:27). “Jika memang mau kamu mengerti maksud firman ini : Yang Kukehendaki ialah belas kasih bukan persembahan, tentu kamu tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah” (Mat 9:13; 12:7).
Doa : Bapa, didiklah diriku untuk makin tajam suara hatiku !
Janji : “Kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk” — Mat 23: 13
Pujian :Seorang Pastur dalam Rekoleksi kepada para Ketua Lingkungan di parokinya, menggunakan kecaman Yesus kepada ahli Taurat dan orang—orang Farisi ini sebagai bahan permenungan para peserta.