Renungan Harian – Senin, 02 Maret 2020

March 2, 2020
renungan harian katolik
SENIN
(Ungu)
02 Maret
Imamat 19:1-2,11-18
Mazmur 19:8,9,10,15
Matius 25:31-46
(31) Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, (33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. (34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”
TEMPAT YANG LAYAK
“Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” —- Matius 25:34
KEDUDUKAN YANG TINGGI di masyarakat menjadi pembicaraan banyak orang, dan juga banyak diperjuangkan orang. Menduduki tempat terhormat, sebagai wakil rakyat, sebagai bupati, menjadi ‘boss’ di suatu perusahaan serta macam-macam jabatan sosial di masyarakat sering menjadi incaran.Menyandang kedudukan tersebut dipandang dan dianggap orang yang sukses dan berhasil dalam hidup. Berjuang memperoleh kedudukan yang layak dalam suatu bidang sering dianggap sesuatu yang mempunyai nilai lebih. Orang bisa melakukan banyak hal yang terlihat baik bahkan menghalalkan segala cara untuk “pencitraan” yang hari ini banyak dilakukan orang – orang yang mencari pengaruh dan “keududkan terhormat” di masyarakat.
Yesus mengajarkan hal yang berbeda dengan paradigma dunia saat ini, sewaktu Dia mencritakan suatu perumpamaan tentang pengadilan akhir zaman. “Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25-40).
Tempat atau keududkan yang layak yang diajarkan Tuhan Yesus adalah ketika kita mau terlibat memperhatikan sesama yang menderita dan berkekurangan, orang yang tersingkir dalam masyarakat, karena melalui mereka Tuhan Yesus hadir di hadapan kita. Seorang tukang penarik becak, yang walaupun hidup berkekurangan, tetapi ternyata ia sering memberi tumpangan gratis bahkan bantuan kepada tetangganya yang mengalami kesulitan. Saat dia mau berangkat ke Gereja, ia mengajak tetangga yang tidak mempunyai biaya transport untuk menumpang di becaknya, tanpa menarik bayaran, bahkan tidak jarang ia juga memberi bantuan.
Bagi Tuhan bukan seberapa besar yang kita dapat berikan untuk sesama yang berkekurangan, tetapi wujud perhatian yang menampakkan kehadiran Tuhan sendiri sehingga sesama kita juga turut merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Tiba saatnya sampai Tuhan berkata ”Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” —- Matius 25:34. (MG)
DOA : Tuhan Yesus mampukan kami untuk selalu memperhatikan
sesama, sehingga mereka pun dapat turut merasakan
kehadiran-Mu.
JANJI: “Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya Tuhan, gunung batuku dan penebusku.”— Mazmur 19: 15
PUJIAN: Tuhan Yesus, yang merupakan Allah, rela menjadi manusia yang rendah demi memulihkan hubungan manusia yang telah terputus dari Allah dan untuk menebus dosa kita.