Renungan Harian – Sabtu, 17 Agustus 2019

August 16, 2019
renungan harian katolik
17 Agustus, 2019 HR KEMERDEKAAN RI
SABTU (P)
Sirakh 10: 1-8
Mzm 136:1-3, 16-18
1 Ptr 2: 13-17
Matius 22: 15-21
(15) Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. (16) Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. (17) Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” (18) Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? (19) Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. (20) Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” (21) Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
‘BERSAUDARA ITU INDAH”
“Hiduplah sebagai orang merdeka, dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah” — 1 Petrus 2: 16
HARI INI kita merayakan Hari Kemerdekaan ke-74. Suasana dan semangat merayakannya berbeda, sebab kita telah memiliki Pimpinan Negara yang baru, meski Pribadi Presiden tetap sama, Joko Widodo.
Dalam hidup bermasyarakat, dulu dan sekarang hampir sama: ada orang ingin membenturkan urusan agama dan urusan sosial kemasyarakatan. Dulu, masalah pajak : ‘Boleh tidaknya membayar pajak kepada Kaisar’, dan sekarang ‘perintah-perintah agama mau diberlakukan lewat ‘peraturan darah’ (perda) dengan mengesampingkan urusan kesejahteraan dan kepentingan umum !
Kita bersyukur kepada Tuhan, kesatuan NKRI dan Pancasila dengan hasil Pemilu yang baru lalu. Dalam pertemuan “Visi Indonesia” di Sentul, Bogor, Minggu, 14 Juli, ’19, Presiden Terpilih – untuk periode kedua- menyampaikan Pidaonya. Ia tegaskan, “Pancasila adalah rumah bersama bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu tidak ada lagi toleransi sedikitbagi yangmengganggu dan mempermasalahkan Pancasila”. Presiden berharap, “tgidak ada lagi orang Indonesi yang tidak mau ber-Bheneka Tunggal Ika. Tidak ada lagi orang yang tidak toleran terhadap perbedaan, serta tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak menghargai penganut agama lain, warga suku lain dan etnis lain”.
Bagaimana kita dapat hidup berbangsa dan bermasyarakat dengan tenang, kalau benih-benih radikalisma dibiarkan gtumbuh berkembang di negeri kita. Ada orang katolik kontrak rumah di sebuah kampung, ditolak kaena berbeda agamadam keyakinan dengan penduduk setem;pat. Dan ini didukung oleh ketua RT-nya. Sukarnya mendirikan tempat Ibadat, lalu ada orang menyediakan tempat guna keperluan itu dengan mengajukan IMB dan memperolehnya dari pemerintah, ditolak oleh masyarakat.
Tetapi sebenarnya jauh lebih banyak anggota masyarakat yang tetap ingin hidup rukun dan damai dengan sesama warga. “Rukun kitu Indah”, “Bersaudara itu Indah” dan “Bersatu itu Indah”.
Rakyat Israel dibebaskan dari perbudaaan di Mesir dan dituntun Tuhan memasuki tanah terjanji. Tujuh puluh empat tahun kita juga lalu kita dibawa oleh para bapa bangsa pendiri Republik ini dibawa ke alam merdeka dari penjajahan. Kita telah memilih kemerdekaan ini untuk membangun negeri bersama dan untuk menciptakan bersama kesejahteraan rakyat Indonesia, entah suku, ras dan keyakinannya.
Kita doakan negeri kita, para pejabat kita dan para wakil rakyat kita. Kita usahakan agar kita memulai saling menghormati , membantu sesama, tanpa pandang bulu, berkontribusi bagi negeri tercinta.
Kita semua ‘bersaudara’ !
Doa : Ya Bapa, berkatilah negeri kami. Berkati kami supaya tetap dan
selalu mengusahakan persatuan.
Janji : “Hendaklah kamu tidak pernah menaruh benci kepada sesamamu, apapun jga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu” — Sirakh 2: 6
Pujian : Dalam rangka Lebaran yang lalu, Lurah setempat mengadakan ‘Halal Bilhalal’, antar aneka ragam warga masyarakat, Pastor Paroki dan anggota Dewan Paroki Harian menyambutundangan Lurah setempat dan menyempatan hadir dan bersama beberapa tokoh dari Lingkungan.