Renungan Harian – Sabtu, 11 Januari 2020

January 10, 2020
renungan harian katolik
BELAJAR MERENDAHKAN DIRI
11 Januari, 2020
SABTU (P)
1 Yohanes 5:14-21
Mazmur 149: 1 – 6, 9
Yohanes 3: 22-30
(22) Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. (23) Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, (24) sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. (25) Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. (26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” (27) Jawab Yohanes: “Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. (29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. (30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
“Ia harus semakin besar, tetapi aku harus semakin kecil” Yohanes 3: 30
YESUS SEORANG “PRIBADI” yang aneh. Ia patuh kepada Bapa, diutus ke bumi untuk menjadi ‘manusia’, untuk menebus dan menyelamatkan kita umat mansuia. Ia benar-benar menjadi manusia seperti kita, tetapi lebih aneh lagi, Ia tinggalkan kemuliaan surga, menjadi manusia yang lebih rendah daripada kita-kita. Ia lahir di kandang hewan. Menjadi anak desa tukang kayu. Meski banyak berbuat baik dan mengajarkan yang baik-baik, Ia ditolak.
Dalam melakukan karya-Nya untuk menyelamatkan manusia, Yesus bersedia menjadi “kecil”. Dan setelah mengalahkan maut serta bangkit pada hari ke tiga, sekarang Ia telah duduk di tempat maha tinggi bersama Allah Bapa di Surga.
Yesus adalah sungguh-sungguh Allah yang telah menjadi manusia seutuhnya; Dia telah menyelamatkan kita dari dosa dan maut. Untuk itu sebagai hamba-Nya maka kita perlu memperkenalkan Yesus kepada orang-orang lain. Saat melakukan tugas ini, banyak orang yang mengangkat dirinyamenjadi besar dan menyombongkan bahwa keberhasilan pelayanannya itu adalah hasil usahanya sendiri, karena ia hebat dan pintar. Bukan Yesus yang ditampilkan atau diwartakan, tetapi dirinya sendiri yang ditinggikan. Hal ini jelas tidak benar, dan perlu segera kita mengoreksi diri.
Kita perlu menyadari bahwa semua yang kita miliki ini adalah karunia dari Tuhan, kita cuma alat-Nya untuk menggunakan berbagai karunia tersebut dalam pelayanan kepada orang lain. Jadi di hadapan Tuhan, kita ini memangtidak ada apa-apanya dan bukan siapa-siapa juga. Jadimarilah kita merendahkan diri di hadapan-Nya. (DAG).
DOA: Tuhan Yesus, angkatlah kesombongan yang ada pada diriku dan bangkitkan kesadaran bahwa aku hanyalah alat-Mu yang tidak berharga.
JANJI: “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”—Matius 23:12
PUJIANn: Pencipta lagu rohani “Kasih setia-Mu”, menuliskan “Siapakah Aku ini, Tuhan?”. Kalimat ini sungguh menunjukkan bahwa kita memang tidak ada apa-apanya; semuanya hanya beraslah dari Tuhan yang maha besar.