Renungan Harian – Sabtu, 01 Agustus 2020

August 3, 2020
renungan harian katolik
SABTU
(Putih)
01 AGUSTUS
S. Alphonsus Liguori
Yeremia 26:11-16, 24
Mazmur 69:15-16, 30-31, 33-34
Matius 14:1-12
1 Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. 2 Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: “Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” 3 Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. 4 Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” 5 Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. 6 Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, 7 sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. 8Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: “Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” 9 Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. 10 Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara 11 dan kepala Yohanes itu pun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. 12 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus.

SUMPAH PEMBAWA PETAKA

“Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah alam.” — Matius 14:8
YOHANES PEMBAPTIS adalah seorang yang taat pada hukum Tuhan. Dia melihat ‘seorang raja wilayah’ yaitu Herodes memperistri Herodias, isteri adiknya. Ini menurut Yohanes Pembaptis adalah tindakan yang tidak pantas sehingga dia menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias.” Mendengar teguran itu Herodes merasa sangat panas hatinya dan berniat ingin membunuhnya, namun dia merasa takut karena banyak orang yang memandang Yohanes sebagai seorang nabi.
Suatu saat Herodes mengadakan pesta ulang tahunnya, anak Herodias menari-nari di tengah pesta dan menyukakan hatinya, hingga membuatnya termakan sumpahnya sendiri dengan menjanjikan akan mengabulkan apa saja yang diminta anak itu. Maka dengan mengabaikan suara hatinya, Herodes memerintahkan orang untuk memenggal kepala Yohanes.
Kisah Yohanes Pembaptis yang dibunuh oleh Herodes ini mengajak kita agar kita jangan cepat emosi lalu bersumpah. Bila kita akan berbuat sesuatu dengarkan dulu suara hati. Ketika hati ini dipenuhi oleh dendam pada seseorang, maka pikiran dan tindakan kita akan mencari cara untuk menghancurkan orang tersebut. Ada begitu banyak perilaku yang menyimpang apabila hati tersakiti.
Asupan berupa informasi yang baik dan firman Tuhan yang seyogyanya dapat menguatkan hati menjadi sulit diterima. Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan agar jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Tuhan, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang (Ibr 12:15). Hendaknya hati selalu bersyukur dan dekat dengan kasih karunia Tuhan sehingga hati ini tetap sehat dan kuat serta selalu bersuka cita. Ketika hati ini merasa tersakiti oleh orang lain, ingatlah untuk segera menyembuhkannya di dalam kasih karunia Tuhan, sehingga tidak timbul dendam, iri hati, dengki, marah, tidaksabar dan lain sebagainya.
Mari kita jaga hati kita dengan penuh kewaspadaan. Ampunilah orang yang bersalah , agar mencegah tercemarnya hati oleh rasa dendam. (HW)
DOA: Tuhan, berikanlah kepada kami Roh Hikmat agar kami dapat menjadi orang bijak dalam tindakan dan rencana kami serta dapat mengasihi sesama. Amin.
JANJI: “Lepaskanlah aku dari dalam lumpur,, supaya jangan aku tenggelam” — Mazmur 69 :15
PUJIAN: Salah satu murid Tuhan Yesus yaitu Rasul Petrus yang dulunya memiliki sifat gegabah berkata-kata dengan sumpah, namun berubah perilakuknya setelah bertemu Yesus yang sabar dan pengampun. Petrus tetap setia sampai mati dengan tersalib kepala di bawah.