Renungan Harian – Minggu, 02 Februari 2020

January 31, 2020
renungan harian katolik
YANG SULUNG BAGI ALLAH
02 Februari
MINGGU
(Putih)
Yesus Dipersembahkan di Kenisah
Maleakhi 3:1-4
Mazmur 24:7,8,9,10
Ibrani 2:14-18
Lukas 2:22-40
(22) Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, (23) seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, (24) dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. (25) Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, (26) dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. (27) Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, (28) ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: (29) Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, (30) sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, (31) yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, (32) yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (33) Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. (34) Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan (35) –dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri–,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” (36) Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, (37) dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. (38) Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. (39) Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. (40) Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
“Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” —- Lukas 2:23
HARI INI kita merayakan Pesta Yesus dipersembahkan ke Kenisah oleh orang tua-Nya. Yusuf dan Maria patuh akan adat istiadat Yahudi, datang ke Bait Allah seperti orang Yahudi lainnya. Mereka mempersembahkan Anaksulung yang baru lahir sebagai persembahan yang bagi Allah. Sang Bayi disunat dan diberi nama ‘Yesus’. Hal ini dilakukan dikarenakan menurut peraturan Taurat setiap anak sulung harus dibawa ke Yerusalem untuk ditahirkan dan diserahkan kepada Tuhan. Ini dilakukan merupakan bagian dari pengakuan mereka sebagai umat Perjanjian, milik Allah.
Seperti orang Yahudi pada umumnya, Yesus senantiasa mentaati aturan Taurat, disunat dan dipersembahkan sebagai anak sulung kepada Allah, meskipun Dia adalah Allah itu sendiri yang datang kedunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Semuanya itu Yesus lakukan agar Dia dapat mengambil bagian dalam keberdosaan manusia dan agar manusia di selamatkan dari dosa itu sendiri.
Yusuf dan Maria menggambarkan bahwa kita, sebagai orang tua mempunyai tanggung jawab dihadapan Tuhan, sebagaimana kita ucapkan dalam Janji Perkawinan, yakni dalam memenuhi kewajibannya mendidik dan membesarkan anak-anak dalam iman, selaras dengan iman katolik. Patut kita teladani di zaman modern ini, sejak kecil, malahan sejak dalam kandungan, sebagai ortu katolik, kita memperkenalkan anak ke dalam suasana penghayatan iman katolik, lewat doa dan puji-pujian rohani. Kita bertanggungjawab akan tumbuh berkembangnya iman anak-anak kita.Kita membawa ke Ibadat Hari Minggu. Kalau sudah tambah besar, kita tidak boleh lupa mengajari mereka berdoa dan melengkapinya dengan membawa anak kita ke Bina Iman Anak (BIA). Kitalah yang mempersiapkan anak-anak kita menyambut Sakramen Inisiasi: Baptis, Ekaristi dan Krisma. Meski belum menyambut Komuni pertama, boleh saja anak-anak kita ikut dalam kegiatan putra-putri altar, yang merupakan latihan dasar untuk hidup menggereja di kemudian hari.
Itu semua merupakan tantangan sekaligus tanggungjawab kita sebagai orangtua, yang tidak ringan. Tuhan memberkati! (PTR)
Doa:Tuhan Yesus Engkaulah juruselamat kami, ajarilah kami agar senantiasa setia dan taat kepada-Mu sepanjang hidup kami. Amin
Janji:“Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai” —- Ibrani 2:18
Pujian:Pujian dan syukur layak bagi Allah ditempat yang mahatinggi, yang telah datang ke dunia dalam diri Yesus Kristus, untuk menyelamatkan manusia dari dosa.