Renungan Harian – Kamis, 19 September 2019

September 19, 2019
renungan harian katolik
19 September, 2019
KAMIS (H)
1 Tim 4: 12-16
Mzm 111: 7 – 10
Lukas 7: 36-50
(36) Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. (37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. (38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. (39) Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.” (40) Lalu Yesus berkata kepadanya: “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon: “Katakanlah, Guru.” (41) Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. (42) Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?” (43) Jawab Simon: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.” Kata Yesus kepadanya: “Betul pendapatmu itu.” (44) Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: “Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. (45) Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. (46) Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. (47) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.” (48) Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni.” (49) Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: “Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?” (50) Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”
DI KAKI SALIB YESUS
“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak sudah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni,
sedikit juga ia berbuat kasih”—- Lukas 7: 47
PERNAHKAH KITA melihat seseorang yang bersalah berat dan banyak, dengan penuh percaya diri dan keberanian luar biasa datang mendekati Yesus ? Nah, ini orangnya ! Lukas tak menyebut nama wanita itu. Ia tahu bahwa Yesus, yang ia cari itu, baru berada dalam pesta makan perjamuan bersama di rumah Simon. Yesus bersama orang-orang “tersuci” di kota itu. Wanita tahu dan sadar pula bahwa orang-orang ‘suci’ itu akan menghukum dirinya. Tetapi ia tetap percaya teguh bahwa Yesus mempunyai kuat kuasa mengampuni dan dan berkenan mau mengampuninya. Dia kesampingkan rasa malu, demi mencari Yesus.
Dengan sikap tubuh yang menyatakan kerendahan hatinya, ia dekati Yesus dengan membawa sesuatu , yang ia miliki, sebagai hadiah bagi Yesus, yakni sebotol wewangian ‘alabaster’ – minyakwewangian yang paling baik dan mahal saat itu. Ia berlutut dekat Yesus. Apa yangia lakukan ? Ia membasuh kaki Yesus yang kotor berdebu dengan air matanya. Dan ia mengeringkannya dengaan rambutnya.
Dan menurut para ahli, minyak wangi yang ia bawa itu adalah sama seperti yang dipakai untuk jenasah yang mau dikubur. Kisah meminyaki kaki Yesus itu sebagai gambaran penyaliban: dosa yang menyalib mati Yesus.
Kita merasa sangat sedih dan penuh penyesalan, karena dosa-dosa kita, kita telah ikut ambil bagian dalam penyebab kematian Yesus. Maka mari kita datang ke kaki salib Yesus. Kita memohon pengampunan. Dan di kaki salib itu kita memohon dipulihkan kembali.
Doa : Bapa bantulah diriku agaraku selalu depat menemukan ungkapan bertobat .
Janji : “Jadilah teladan dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalamkesetianmu dan ketekunanmu” — 1 Timotius 4: 12
Pujian : Sri Wulandari sesudah ikut retret panggilan , memutuskan mempersembahkan diri untuk hidup tidak-bekeluarga demi Kerajaan Allah (‘single for God’).