Renungan Harian – Kamis, 19 Desember 2019

December 19, 2019
renungan harian katolik
19 Desember 2019
KAMIS (U)
Hakim 13: 2-7, 24-25
Mazmur 71: 3-5
Lukas 1: 5-25
(5) Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. (6) Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. (7) Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. (8) Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. (9) Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. (10) Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. (11) Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. (12) Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. (13) Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. (14) Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. (15) Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; (16) ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, (17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” (18) Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: “Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.” (19) Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. (20) Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.” (21) Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. (22) Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. (23) Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. (24) Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: (25) Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.
DOA YANG TERLUPAKAN
“Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan” — Lukas 1:13
JUDUL YANG ANEH. Masa, kita berdoa, lalu saya lupa doa mau memohon apa? Tapi ii konteks agak lain. Mari kita baca Injil Lukas hari ini. Tentang doa Zakharia! Dari Injil ini, kita tahu agak banyak latar belakang hidup Zakharia. Kalau kita perhatikan pasangan Zakharia dan Elizabetini, pasangan yang sudah lanjut usia. Bahasa sekarang Elizabet sudah lama mengalami ‘menepause’ atau tidak akan bisa mengandung lagidilihat dari segi usia (Luk1: 18, 36). Mungkin saja, dulu-dulu, beberapa tahun sama sekali tidak berdoa memohon keturunan, Zakharia ini pernah berdoa meminta anak. Maka tidak mengherankan kalau malaikat Gabriel berkata “Doamu telah didengarkan!”. Tentu saja Zakharia bingung dan reaksinya negatif. Ini menandakan bahwa mungkin dia telah lupa dulu pernah berdoa apa. Mungkin saja dia telah menyadari dirinya dan istrinya sudah tua.
Bisa saja, kita umat katolik menganggap ‘doa itu’ ada masa berlakunya dan ada masa ‘kedalu warsa’. Ah, Allah telah lupa akan permohonan kita. Permohonan itu sudah tak cocok lagi. Baiklah kita lupakan saja. Dan benar-benar seperti Zakharia, kita lupa dulu kita memohon apa ?! Tetapi apa kata malaikat kepada Zakharia,”Doamu telah dikabulkan”, dan kata selanjutnya, “perkataanku akan nyata kebenarannya pada waktunya” (Luk 1:20) .
Apakah kita pernah berdoamemohon sesuatu kepada Tuhan, lalu kita berhenti berdoa, karena kita merasa koq doa kita rasa-rasanya tidak didengar Tuhan !
Mari kita camkan kata-kata malaikat: “ Berdiam dirilah, hai segala makhluk di hadapan Tuhan,…” (Zak 2:13). “Diam-lah, danketahuilah, bahwa Aku-lah Allah” (Mzm 46: 11).
DOA :Bapa, aku berdoa kepada-Mu, berilah diriku sikap pasrahkepada-Mu, dalam hal berdoa dan memohon dan memohonkan.
JANJI :“ Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan Ia sekarang berkenan menghapuskan aibkudi depan orang” — Lukas 1: 25
PUJIAN: “O bunga dari pangkal Isai, Engkau akan berdiri sebagai lambang bagi bangsa-bangsa; para raja terdiam kelu di hadapan-Mu, para bangsa tertunduk menyembah-Mu. Bebaskan kami dan jangan berlambat” (Dari Kidung Maria dalam Ibadat Harian Advent)