Renungan Harian – Kamis, 17 Oktober 2019

October 17, 2019
renungan harian katolik
HATI-HATI BERBICARA
17 Oktober 2019
KAMIS (M)
St. Ignatius dai Antiokhia
Renungan Harian
Berdasar bacaan Misa Harian
Roma 3: 21-30
Mzm 130: 1 – 6
Lukas 11: 47-54
(47) Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. (48) Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya. (49) Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, (50) supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, (51) mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini. (52) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.” (53) Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. (54) Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.
“Setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tgerus lmenerus mengintai dan membanjiri dengan rupa-rupa soal. Untuk iytu mereka berusaha
Memancing-Nya supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya” — Lukas 11: 53-54
SIAPLAH BERBAGI IMAN ! “Sharing Iman” baik lewat lisan maupun tertulis serta lewat dialog.Waktu itu belum ada kebebasan berbicara. Adabeberapa pribadi yang mengungkapkan gagasan-nya dengan berbicara dan membuat sukacita serta kegembiraan orang, seperti Yesus lakukan. Tetapi ada yang ucapan-ucapannya berbisa mendatangkan malapetaka, sebagaimana Hitler lakukan. Dan kita sendiri sebagai orang-orang kecil, kata-kata kita pun bisa mendatangkan kebahagiaan dan atau merugikan. Sebagaimana Yesus, dan para nabi, membutuklan keberanian guna mengatakan kebenaran meski hasilnya ditolak atau membuat orang lain tak senang.
Santo Fransiskus Asisi menasehati para pengikutnya untuk terus mewartakan Injil, kapanpun dan di manapun. Tetapi memang perbuatan kita lebih merdu berseru daripada kata-kata kita, tetapi toh toh suatu ketika kita juga harus membuka mulut, meski bisa ini membuat kita memperoleh kesulitan. Kita bebicara dari isi hati kita. Perlu kita memperlengkapi diri kita dengan pengetahuan, apalagi zaman sekarang , lebih-lebih pengetahuan iman kita, yakni dengan membaca , bertanya, ‘sharing’ berdiskusi dan mendengarkan kotbah-kotbah mingguan, ceramah-ceramah dan pendalam iman.
Mungkin kita malu kalau masih duduk bersama anak-anak mendengarkan Pelajaran Katekismus. Tetapi ada pembahasan Kitab Katekismus Gereja Katolik, yang memberi uaraian yang lebih luas daripada Katekismus zaman dulu, yang umumnya hanya Tanya-Jawab. Sekarang telah ada di beberapa Keuskupan Kursus Pendalam Kitab Suci (KPKS) dua-tida tahun – seminggu sekali, Kursus (Sekolah) Evangelisasi Pribadi (KEP/SEP). Malahan ada kesempatan untuk mengikuti Latihan-latihan untuk menjadi “Pengajar” dan “Pewarta”.
Gereja membuka banyak kesempatan bagi kita dengan pelbagai kita untuk memampukan kita untuk siap “Berbagi Iman”. Sejauh mana kita telah terlibat ? Untuk segala kegiatan latihan “berbagi iman’ tidak ada kata “terlambat” !
Doa : Tuhan Yesus, siapkan hati dan mulut kami untuk mewartakan kebaikan-Mu !
Janji : “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam
Darah-Nya” — Roma 3: 25
Pujian: Hari ini kita peringati Santo Ignatius dari Antiokhia. Di zaman ituKaisar Roma adalah Trayanus.
Ia memaksa umat kristiani untuk memilih murtad atau dibunuh. Uskup Ignatius menolak untuk meyangkal Kristus, maka dia dihukum mati di tahun107.