Renungan Harian – Jumat, 19 Juli 2019

July 19, 2019
renungan harian katolik
19 Juli, 2019
JUM’AT (H)
Keluaran 11:10—12:14
Mzm 116:12-13, 15-18
Matius 12:1-8
(1) Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. (2) Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” (3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, (4) bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? (5) Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? (6) Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. (7) Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. (8) Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
PINDAH BESAR-BESARAN
“Musa dan Harun telah melakukan segala mukjizat ini, di depan Firaun, tetapi Tuhan mengeraskan hati Firaun, sehingga tidak membiarkan orang Israel pergi dari negerinya” —Keluaran 11:10
SETELAH RATUSAN TAHUN hidup dalam perbudakan dan sembilan macam tulah, orang Israel baru dapat bebas meninggalkan tanah Mesir. Hal itu memuncak dengan Peristiwa Paska. Paskah Israel di Mesir itu menyiapkan karya Allah maha dasyat saat itu.
Misa Kudus adalah Paskah baru (Luk 22: 15). Ini dilakukan pada saat akhi dari pelayanan Yesus di muka umu, sesaat sebelum penangkapan-Nya dan penyaliban-Nya. Yesus telah melakukan Perjamuan Akhir – dan itulah Misa Kudus pertama. Dan Misa Kudus kedua yang dilakukan Yesus adalah di sore hari – hari pertama Kebangkitan-Nya (Luk 24: 29 dst). Misa suci adalah Paskah baru merupakan suatu karya teragung dari Allah
Bisa saja kita telah menempuh perjalanan jauh . Kita hampir disembuhkan dan dibebaskan. Guna mencapai garis akhir, kita membutuhkan Misa suci . Ada sepuluh tulah sama sekali tidak dapat membebaskan, tetapi sepuluh tulah dengan Paska, dengan Misa kudus, inilah yang merubah dunia. Beberapa mukjizat dan rahmat mungkin saja tidak dapat membawa kita ke kebebasan, tetapi mukjizat-mukjizat plus Misa Kudus, memberi dampak atau akibat yang sama sekali tak dapat kita bayangkan (Ef 3: 20).
Jangan sampai kita ketinggalan dari kurnia Allah teragung ini. Mari kita datang dan merayakan Misa kudus. Mari kita hayati Misa suci ini. Mari kita pusatkan hidup kita pada Ekaristi.
Doa : Bapa, utuslah Roh Kudus-Mu untuk mengajar diriku,
agar aku semakin faham akan tempat dan peran kuat
dari Ekaristi dalam hidupku.
Janji : “Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu
harus merayakannya sebagai hari raya bagi Tuhan
turun-tumurun. Kamu harus merayakannya sebagai
ketetapan untuk selama-lamanya” — Keluaran 12: 14
Pujian : Setelah mengikuti Misa Corpus Christi, Tanti
menyadari makna Ekaristi. Setelah itu ia
memutuskan untuk menghadiri Misa sesering
mungkin.