DUA KEPUTUSAN

March 28, 2021


Orang setiap saat berhadapan dengan dua keputusan: atau benar atau salah; atau baik atau buruk. Ada yang memutuskan untuk melekat pada yang horisontal-temporal; ada yang lebih memilih hal vertikal-kekal. Sebagian memutuskan menyembah ilah, sementara yang lain menyembah Allah.

Apa pun pilihannya, selalu ada konsekuensi di belakangnya. Yudas Iskariot memutuskan menjual Gurunya demi mendapatkan uang perak. Uang itu kemudian mencelakakannya. Ternyata, uang memang bukan juru selamat.

Sebaliknya, Sang Guru Kehidupan. Dia mempersembahkan diri kepada Allah. Bagai seorang murid Dia mendengarkan Tuhan Allah dengan baik dan taat (Yes 50: 4-7). Dia bahkan melepaskan keseteraan-Nya dengan Allah; menjadi manusia yang mati di kayu salib (Flp 2: 6-11). Sebagai konsekuensinya, Dia diangkat ke tempat tertinggi.

Karena telah bebas dari semua yang bukan kehendak Allah, secara merdeka pula Dia dapat membawa siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dia sendiri bersabda bahwa ketika ditinggikan Dia akan mengangkat semua orang kepada-Nya. Kebebasan dan kelepasan-Nya membuat semua keputusan dan tindakan-Nya melampaui semua warna, sekat dan semua atribut lainnya.

Demikianlah orang yang sudah bebas dari segala yang bukan Allah. Membebaskan dan menyelamatkan. Dia menghendaki semua orang mengikuti jalan-Nya, karena hanya itulah satu-satunya jalan mencapai keselamatan.

Di tengah zaman yang menawarkan begitu banyak pilihan, mengambil keputusan semakin sulit dan pelik. Bukan hanya menentukan mana yang akan dipilih, tetapi juga perlukah yang ditawarkan itu dipilih.

Mau tidak mau manusia mesti memilih. Karena konsekuensi setiap pilihan akan kembali kepada yang memilih, betapa pentingnya memilih secara benar, baik dan bijaksana.

Jelas sekali bedanya antara pilihan yang diambil oleh Yudas Iskariot dari pilihan Sang Guru Kehidupan. Mana yang akan orang ikuti? Manusia bebas memilih. Yang jelas di dunia ini pada dasarnya hanya ada dua keputusan.

Minggu, 28 Maret 2021
Minggu Palma
RP Albertus Herwanta, O. Carm.