Mempunyai Hati Seperti Bunda Maria

June 12, 2021

SABTU 12 Juni 2021 PEKAN BIASA X. PW. HATI TERSUCI SP MARIA.
Bacaan : Yes.61:9-11; Mzm.1Sam.2:1.4-5.6-7.8abcd; Luk.2:41-51.

Injil Lukas 2:51, menulis. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

Kehidupan bunda Maria dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa yang sungguh indah menajubkan. Ia dikunjungi oleh seorang malaikat, yang datang memberitakan bahwa ia mengandung dan melahirkan secara ajaib. Lalu ia mendengar nubuatan seorang nabi tua Simeon di Bait Allah, dan sekarang menyaksikan anak laki-lakinya yang baru berusia dua belas tahun sedang mengajar dan berdiskusi dengan para guru agama di Bait Allah.

Menariknya reaksi bunda Maria adalah menaruh kepercayaan kepada Allah tanpa ribut-ribut dan “menyimpan semua hal itu di dalam hatinya” (Luk 2:51).

Apakah mungkin bagi kita untuk mempunyai hati seperti hati Maria? Oleh karena rahmat pembaptisan, kita dimampukan mengatasi kelemahan kita sebagai anak-anak Allah, dimana Roh Allah di meteraikan dlm diri kita tentu mungkin! Halangan-halangan telah disingkirkan, dan dengan pertolongan Roh Kudus hati kita dapat menjadi murni seperti hati Maria.

Saudaraku, Allah menginginkan agar kita mengembangkan kebiasaan untuk merenungkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan kita walaupun kita tidak sepenuhnya memahami. Inilah yang dilakukan oleh bunda Maria, mulai ketika dia dikunjungi oleh malaikat agung Gabriel. Dalam peristiwa itu bunda Maria tidak berargumentasi atau menantang kata-kata sang malaikat agung. Bubda Maria percaya bahwa “bagi Allah tidak ada yang mustahil”.

Kemudian, di tengah perjalanannya mengunjungi Elisabet yang melintasi pegunungan Yehuda kiranya bunda Maria sempat merenungkan kata-kata Gabriel dan dia mohon hikmat dari Allah. Itulah sebabnya mengapa, ketika Elisabet memberi salam kepadanya dengan kata-kata yang sekarang sangat kita kenal, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu” (Luk 1:42; lihat doa “Salam Maria”), bunda Maria mampu untuk mengungkapkan rencana-rencana Allah: “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan kuduslah nama-Nya” (Luk 1:48-49). Dalam keheningan meditasinya, Allah menyatakan kepada bunda Maria peranan yang harus dimainkannya dalam sejarah penyelamatan.

Bagaimana kita dapat merenungkan hal-hal ilahi, hal-hal surgawi? Pertama-tama, kita harus menyediakan ruangan dalam hati kita bagi-Nya dengan menomorduakan cinta-cinta yang lain: cinta akan jabatan, kepemilikan harta-kekayaan, pencarian kenikmatan, dlsb. Kemudian kita harus menyediakan waktu utk memperkenankan Allah meresap ke dalam pikiran kita. Dia akan berbicara kepada kita selagi kita merenungkan pertanyaan tentang kehidupan. “mengapa aku diciptakan?” “Di mana Allah sedang bergerak dalam hatiku?” “Apa yang Ia ingin capat melalui diriku, dan bagaimana saya menanggapinya?” Apabila kita menyediakan waktu setiap hari untuk membuka hati kita bagi Allah, maka Dia pun akan senang menunjukkan kehendak-Nya, dan hati kita pun akan menjadi semakin serupa dengan hati bunda Maria.

DOA: Roh Kudus, tolonglah aku agar dapat mendengar bisikan-Mu, sehingga dengan demikian aku dapat memberi tanggapan kepada Allah seperti yang dilakukan oleh Maria dan juga turut memajukan Kerajaan-Nya di atas bumi. Amin.
Met Akhir Pekan.