FOREIGNER

December 14, 2020

Oleh Romo Albertus Herwanta, O. Carm

Terbentuknya negara-negara membuat penduduk dunia dikelompokkan menjadi dua: warga negara dan orang asing (foreigner). Setiap negara mengutamakan warga negaranya sendiri di atas orang asing. Masuk akal, karena warga negara itu normalnya membela negaranya sendiri, membayar pajak dan menaati hukum.

Orang marah dan jengkel terhadap warga negara yang mengkhianati negaranya sendiri dengan menjelekkan negaranya di forum internasional atau menjadi duri dalam daging. Hidup (mencari makan dan minum) di dalam negara, tetapi sekaligus melawan pemerintahan sah yang mengaturnya. Menghina negara dan aparat pemerintahnya, tetapi ketika terkena kasus hukum minta perlindungan kepada negara.

Banyak orang asing yang mengerti Indonesia daripada rakyat Indonesia. Misalnya, para Indonesianis. Pada zaman Perjanjian Lama, ada pula Bileam yang bukan orang Israel tetapi mengetahui lebih baik tentang kejayaan dan masa depan bangsa itu daripada umat Israel sendiri.

“Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya; tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap. Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel! Sebagai lembah yang membentang semuanya; sebagai taman di tepi sungai; sebagai pohon gaharu yang ditanam TUHAN; sebagai pohon aras di tepi air. Air mengalir dari timbanya, dan benihnya mendapat air banyak-banyak. Rajanya akan naik tinggi melebihi Agag, dan kerajaannya akan dimuliakan” (Bil 24:3-7).

Sebaliknya, umat Israel sendiri tidak kenal tokoh itu tatkala Dia hadir di tengah mereka. Tepatnya, mereka tidak mau mengakuinya. Ketika Ia sedang mengajar, datanglah imam-imam kepala serta pemuka-pemuka bangsa Yahudi kepada-Nya; mereka bertanya, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?” (Mat 21: 23). Dia tidak memberikan jawaban, karena tidak dapat menjawab pertanyaan-Nya tentang pembaptisan Yohanes Pembaptis.

Demikian faktanya, ada banyak rakyat yang tidak mengerti tentang bangsa dan negaranya sendiri. Mereka lebih percaya akan pemikirannya sendiri atau paham asing daripada ideologi negaranya. Mereka menjadi orang asing di negaranya sendiri. Ada yang suka menciptakan kesulitan bagi rakyat lainnya.

Sebagian warga dunia pun memiliki sikap yang sama. Mereka menolak pemilik dan pemimpin sejati dunia ini (Yoh 1: 11), karena kedatangan-Nya mengganggu kepentingan mereka. Padahal Dia datang dengan misi menyelamatkan umat manusia.

Dunia ini memang kadang terbalik. Pendatang menganggap diri tuan rumah dan bertingkah sesukanya. Sedangkan Sang Pemilik diperlakukan sebagai orang asing alias foreigner.

Malang, 14 Desember 2020 pada Pesta Santo Yohanes dari Salib