Bukan Tradisi Melainkan Pelaksana Firman.

February 9, 2021

SELASA 09-02-2021 Pekan Biasa V. Bacaan :Kej. 1:20-2:4a. Mzm.8:4-5.6-7.8-9.
Markus 7:1-13.

Injil Markus 7:6, menulis. Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.”

Dalam tradisi atau kebiasaan yg di wariskan, entah keluarga maupun suatu suku bangsa, selalu mempunyai maksud yang baik. Seperti yg diwariskan orang tuaku, dimana sewaktu kanak-kanak, setiap mau makan, diwajibkan kami anak2nya mencuci tangan. Kebiasaan ini terbawa sampai sekarang dan sayapun mewariskan kepada anakku. Dan tentu maksud dan tujuannya agar tangan kita bersih dikala menyantap makanan.

Begitupun saat ini dikala dunia dilanda wabah virus corona, pemerintahpun menghimbau masyarakat rajin mencuci tangan dgn sabun. Tujuannya kita tahu bersama selain untuk kebersihan, tentu untuk menghalau virus masuk kedalam tubuh kita.

Kalau kita merenungkan bacaan hari ini, aneh tapi nyata, orang Farisi mengecam Yesus karena mereka melihat murid-muridNya tidak mencuci tangan dan dianggap najis. Pada hal didalam hukum Taurat tidak ada sangkut pautnya dalam hal keagamaan melainkan tradisi bangsa Yahudi yg memutlakkan kebiasaan itu menjadi aturan dlm keagamaan mereka, karena dianggap berdosa. Disitulah anehnya tetapi nyata dalam kehidupan orang Farisi dan ahli Taurat.

Apa reaksi Yesus terhadap pertanyaan orang Farisi dan ahli Taurat..? Ternyata Yesus mencela dan mengecam kebiasaan atau adat istiadat yg begitu keras mereka jalankan. Mereka lebih menjunjung tinggi dan menjaga tradisi/adat istiadat seperti mencuci tangan dari pada penghayatan hukum Taurat atau kehendak Allah itu sendiri. Maka Yesus mengecam cara hidup mereka yg munafik hanya di bibir, tetapi hatinya jauh dari Allah.

Sebagai pengikut Kristus, sadar atau tidak sadar kita kita sering terjebak dengan gaya hidup kaum Farisi dan para ahli Taurat. Kita sering terjebak dalam menjalankan penghayatan keagamaan karena tugas kewajiban atau supaya di kenal orang tetapi bukan karena panggilan hati untuk melakukannya. Injil hari ini mengkritik dan sekaligus mengajak kita untuk mengubah cara berfikir dan cara pandang kita dari orang yg hanya berbicara banyak menjadi pelaksana dari Sabda Allah itu sendiri dengan rendah hati. Tuhan memberkati.

Marilah berdoa: Ya Tuhan, semoga Engkau selalu memampukan aku, untuk selalu menjadi pelaksana Firman dalam hidupku sehari-hari. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami yg bersatu dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.
Met Hari Selasa.