Melepaskan Diri dari Iri Hati, Cemburu dan Marah

March 5, 2021

RP Albertus Herwanta, O. Carm

Kehidupan manusia yang terbatas dan lemah diwarnai dengan pelbagai kekurangan. Bisa menyangkut kekurangan dalam hal fisik, bisa pula hal rohani. Sifat-sifat buruk manusia itu menjangkiti hampir semua orang, baik yang beragama maupun yang tidak.

Kitab Suci yang menjadi pegangan kaum beragama berbicara tentang kebaikan atau keutamaan manusia. Namun juga menyajikan sifat dan perilaku hidup tak terpuji alias cacatnya.

Saudara-saudara Yusup merupakan salah satu contohnya. Karena Yakub, ayah mereka mencintai Yusup lebih dari saudara lainnya, mereka pun iri, cemburu dan marah. Didorong oleh perasaan negatif itu mereka ingin membunuh saudaranya. Yusup yang mimpi-mimpinya menegaskan bahwa dia akan memimpin saudara-saudaranya membuat mereka membencinya. Pembunuhan yang akan mereka lakukan dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran mimpi Yusup.

Sang Guru Kehidupan menyampaikan suatu perumpamaan di hadapan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Isinya tentang penggarap kebun anggur yang ketika pemiliknya hendak mengambil hasil lewat para utusannya justru mendengar perlakuan buruk atas para utusan itu. Para penggarap itu memukul, menganiaya dan membunuh mereka. Bahkan anak sang pemilik yang dikirim pun ditangkap, dilemparkan ke luar kebun dan dibunuh. Mereka melakukannya dengan motivasi ingin mengambil kebun itu bagi diri mereka. Motivasi itu juga lahir dari perasaan iri mereka kepada sang ahli waris.

Baik saudara-saudara Yusup maupun para penggarap kebun anggur itu punya pikiran dan niat jahat yang lahir dari rasa iri hati. Ketika dilengkapi dengan rasa cemburu dan marah berbuahkan kejahatan. Misalnya, pembunuhan.

Kini masih banyak orang yang dihinggapi perasaan negatif itu. Dalam keluarga, tempat kerja, masyarakat dan negara. Mereka yang iri hati, cemburu dan marah karena kepentingannya tidak terpenuhi lalu menyebarkan fitnah dan caci maki yang tidak masuk akal. Itulah fakta kegelapan yang menguasai hati dan pikiran manusia.

Masa prapaskah yang diwarnai dengan semangat tobat ini mengajak orang untuk masuk ke dalam lubuk hati. Melihat kabut kelam yang menyelimuti. Introspeksi. Sejauh mana masih memiliki perasaan-perasaan negatif seperti itu. Ketiganya bukan hanya menjauhkan seseorang dari sesama, tetapi juga dari Tuhan. Sebenarnya ada banyak sekali kelemahan yang perlu disadari dan disikapi. Kali ini cukup tiga cacat.

Jumat, 5 Maret 2021 pada Jumat Pertama dalam bulan