SUDUT PANDANG

February 7, 2021

Romo Albertus Herwanta, O. Carm

Bangun sikap otimistis

Dalam melihat realitas kehidupan, orang dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah mereka yang memandang hidup ini secara pesimistis. Kelompok kedua menerima dan menjalani hidup ini dengan optimistis.

Mereka yang pesimistis berpendapat bahwa kehidupan ini seperti beban yang berat, serba susah dan terasa panjang. Melelahkan. Sementara mereka yang optimistis menjalani hidup ini dengan gembira. Kesulitan bukan alasan untuk berputus asa. Setiap masalah memiliki solusi.

Ayub mewakili kelompok pertama. Dalam pergumulan hidupnya yang berat dia mengatakan bahwa manusia itu hidup  seperti budak. Menunggu upah dan diwarnai gelisah. Ada begitu banyak tanda tanya yang sulit ditemukan jawabannya. Hidup itu sia-sia, tanpa harapan. “Hidupku hanya embusan nafas. Mataku tidak lagi akan melihat hal yang baik” (Ayub 7: 7). Demikianlah kata orang yang bergumul hanya dalam dirinya sendiri. Terkurung.

Sangat berbeda dari mereka yang optimistis. Tatkala menghadapi situasi sulit mereka melihat bahwa selalu ada harapan. Misalnya, para murid yang memberitahu Sang Guru Kehidupan bahwa ibu mertua Simon Petrus sakit. Maka, Sang Guru datang, menyentuh tangannya dan ibu itu pun sembuh. Malam harinya orang berbondong-bondong membawa banyak orang yang sakit kepada-Nya. Mereka semua disembuhkan.

Dia memang datang untuk memberikan harapan, kesembuhan dan keselamatan kepada semua orang. Keesokan harinya Dia menyepi untuk berdoa. Tatkala Simon menjumpai-Nya dan memberitahu bahwa semua orang mencari Sang Guru, Dia mengajak Simon untuk melanjutkan perjalanan; mewartakan kabar baik ke tempat lain.

Bersama Sang Guru Kehidupan orang bisa menjalani hidup dengan penuh harapan. Dalam Tuhan tidak ada masalah atau kesulitan yang tak dapat dipecahkan.

Di tengah pandemi yang belum jelas kapan berakhirnya orang bisa menjadi sangat sedih, tertindih rasa “stress” dan putus asa. Itulah akibat dari hanya mengandalkan kemampuan manusia. Sedangkan yang menyertakan Tuhan dalam perjuangannya mendapat jalan keluar. Ada yang pesimis dan optimis. Beda sekali sikap dan langkah hidupnya. Itu menunjukkan bahwa perbedaan itu lebih dari pada dua sudut pandang.

Shek O HK, 7 Februari 2021, Minggu V Masa Biasa