DAYA HARAPAN

April 7, 2021
Romo Albert Herwanta, O. Carm


Di antara sekian banyak energi yang menjiwai kehidupan manusia harapan termasuk yang terpenting. Tanpa harapan hidup manusia seperti batang pohon tanpa tulang; rapuh dan amat mudah terpuruk jatuh.

Dua murid Sang Guru Kehidupan yang pulang ke kampungnya setelah peristiwa penyaliban menunjukkan hal itu (Luk 24: 13-35). Inilah kisah unik seputar reaksi para murid terhadap kematian Sang Guru. Dengan hati sedih mereka melangkahkan kaki. Wajahnya suram dan kata-katanya dipenuhi putus asa.

Hati dan jiwa yang dikuasai rasa kecewa menghalangi mata melihat pengharapan. Bahkan tatkala Sang Sumber pengharapan berada di tengah mereka, mata keduanya terhalang untuk melihat-Nya. Hatinya gagal merasakan-Nya.

Sekali lagi Sang Guru mesti menjelaskan segala yang dikatakan para nabi tentang diri-Nya. Penjelasan itu belum mampu membuka mata mereka. Tatkala berada dalam rumah mereka dan Sang Guru mengulang tindakan penyerahan diri dengan memecahkan roti barulah mereka menyadari siapa yang bersama mereka dalam perjalanan. Benar, Dia hidup; tidak selamanya mati.

Kisah ini meninggalkan pelajaran-pelajaran penting. Pertama, Tuhan itu menyertai perjalanan hidup manusia. Dia tidak meninggalkan mereka yang putus asa. Kedua, untuk dapat merasakan kehadiran-Nya manusia dituntut untuk membuka seluruh diri kepada-Nya; melepaskan diri dari rasa gelisah dan khawatir bikinannya sendiri. Mendengarkan ajaran-Nya dan menerapkan itu dalam kehidupan.

Pengharapan sejati bukan produk pikiran, melainkan anugerah Tuhan. Mereka yang menjalani hidup hanya berdasar kalkulasi manusia rentan jadi korban rasa kecewa dan putus asa. Sebaliknya, mereka yang menaruh harapan kepada Tuhan memiliki begitu banyak jalan menuju keberhasilan di tengah kesulitan.

Bagi yang berpengharapan masalah dan tantangan bukanlah penghalang, tetapi jalan menuju menang. Hal itu ditunjukkan oleh Sang Guru yang menaruh harapan pada Allah. Sengsara dan kematian-Nya bukan kehancuran dan kekalahan. Sebaliknya, justru menjadi pintu masuk ke dalam kemenangan. Begitu penting menyatukan hidup dalam semangat-Nya.

Mengandalkan diri sendiri manusia meraih yang serba terbatas. Tidak jarang mengalami kekecewaan dan keputusasaan. Namun ketika mengandalkan Tuhan manusia mampu bertahan. Tuhanlah sumber dan daya harapan.

Rabu, 7 April 2021
RP Albertus Herwanta, O. Carm.