Renungan Harian – Senin, 28 Januari 2019

January 28, 2019
renungan harian katolik
28 Januari, 2019 S. Thomas Aquinas
SENIN (Putih)
Ibrani 9: 15, 24-28
Mazmur 98: 1 – 6
Markus 3: 22-30
DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS
“Ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.”
—- Markus 3:22
DALAM MASYARAKAT kita, sering kita dengar akan adanya kuasa gelap. Ada maling, dikatakan tubuhnya tahan peluru , karena ada jimat atau ‘aji-aji’. Ada pedagang kaya dikisahkan orang itu dalam usahanya dibantu oleh ‘thuyul’. Dan Yesus dalam karya pelayanan penyembuhannya dituduh menggunakan kuasa “Beelzebul”, yakni penghulu setan. Dalam Kamus Alkitab, ‘Beelzebul’ itu kepala dari ‘roh-roh jahat dan setan-setan’.
Peristiwa ini juga dikisahkan baik oleh penginjil Matius (12:22-30) maupun Lukas (11:14-23). Latar belakangnya ialah Yesus membuat banyak mukjizat, tidak hanya menyembuhkan orang sakit, tetapi juga Yesus ‘mengusir setan, dari seseorang yang bisu dan yang bisu bisa berkata-kata normal (Mat 12:22; Luk 11:14). Orang banyak menjadi takjub sekali. Mereka berpandangan Yesus itu “agaknya Anak Daud” (Mat 12:23)– atau Mesias, sang Juru selamat yang ditunggu-tunggu.
Tetapi bagi orang-orang Farisi, yang memang dari ‘sana’-nya sudah benci kepada Yesus, kalah ’pamor’, langsung menuduh bahwa kuasa Yesus mengusir setan itu dari kuasa Beelzebul. Dari kisah itu nampak Yesus tidak nampak jengkel atau marah. Dia menangkis tuduhan itu dengan ‘perumpamaan’: “Bagaimana Iblis bisa mengusir iblis?” (Mrk 3: 23-27). Yesus langsung bertanya, bila Dri-Nya mengusir setan dengan kuasa Beelzebul “dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengsirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu!” Di sini langsung Yesus mewartakan Kabar Gembira, “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Mat 12:27-28).
Yesus dituduh dengan kuasa Beelzebul mengusir setan. Yesus tidak marah. Tetapi Ia katakan, apa yang dituduhkan orang-orang Farisi itu suatu hujatan. Bukan hujatan kepada Diri Yesus, tetapi pada Roh Kudus, yang dengan kuasa-Nya Yesus mengusir setan itu. Hujatan itu dosa. Segala dosa dan hujatan kita -sebagai manusia- dapat diampuni (Mat 12:31; Mrk 3:28). Tetapi hujatan kepada Roh Kudus ini tak terampuni selama-lamanya (Mrk 3:29). Dalam Matius dikatakan: ”Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni di dunia ini, dan di dunia yang akan datangpun tidak” (Mat 12: 32).
Jadi ada dua tempat pengampunan. Satu pengampunan atas dosa-dosa kita lewat Sakramen Tobat dalam hidup ini, dan pengampunan di Akhir Zaman, setelah ‘kebangkitan badan’ (Mat 25: 31-46). Dan bagi kita tidak hanya tidak mengucapkan hujatan, entah kepada Yesus apalagi kepada Roh Kudus, tetapi menyangsikan-pun kuasa Roh Kudus-pun jangan sampai kita ucapkan. Kita-kita diminta ingat akan sabda-Nya: “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan” (Luk 11: 13).
Doa : Ya Yesus, urapilah kami dengan kuasa RohKdus-Mu agar terlindung dari kuasa kegelapan.
Janji : “Kristus hanya satu kali saja mengorbankan Diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan Diri-Nya tanpa menanggung dosa untuk memganugerahkan keselamatan kep[ada mereka, yang menantikan Dia” — Ibr 9: 28
Pujian: Dalam ceramahnya, alm Romo Alfons Batu PhD., pernah mengatakan: “Dalam Doa Pelepasan (Exorcisme sederhana), siapa saja dapat memohon kepada Roh Kudus agar membebaskan orang yang didoakan yang diganggu olehkuasa gelap.”