Renungan Harian – Senin, 13 Juli 2020

July 12, 2020
renungan harian katolik
SENIN
(Hijau)
13 JULI

Yesaya 1:11-17
Mazmur 50:8-9, 16bc-17, 21, 23
Matius 10:34–11:1

34 “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. 35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, 36 dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. 37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. 38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. 39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. 40 Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. 41 Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. 42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.” 1 Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

HARGA YANG HARUS DIBAYAR DALAM MENGIKUTI YESUS

“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” —  Matius 10:34

DALAM MENGIKUTI Yesus memang ada ‘janji keselamatan’, karena kita sudah ditebus secara lunas dengan Darah-Nya sendiri melalui Wafat-Nya di kayu salib. Namun ternyata dalam mengikut Yesus ada harga yang harus kita bayar. Sebab Yesus menginginkan kita mengikut-Nya dengan sepenuh hati.

Ayat yang kita baca (Mat 10: 37-39) menggambarkan bahwa kita harus siap meninggalkan hal-hal duniawi jika mau mengikut Kristus, yakni dengan mengutamakan kasih akan Tuhan daripada kasih kepada orangtua, kasih kepada anak, malahan juga siap memanggul salib dan mengikuti Yesus. Ada banyak hal duniawi yang harus ditinggalkan ketika kita memutuskan untuk mau mengikuti-Nya. Juga kita tidak boleh setengah-setengah dalam memutuskan mengikuti-Nya.

Kerinduan kita untuk mengikuti Tuhan Yesus dapat dihalangi oleh banyak hal. Terkadang penerimaan orang lain menjadi batu sandungan bagi kita untuk berjalan mengikut Tuhan Yesus. Kita sangat mau diterima, berdamai dengan semua orang, mau berkomunitas di mana kita diterima, ini semua adalah hal yang baik. Tetapi dapat saja , kita diterima, berdamai, diakui, dan memiliki komunitas di mana kita diterima,  ternyata untuk itu kita harus mengorbankan Yesus Kristus, itu harga yang harus kita bayar.

Dalam Matius (10:37) kita ditantang untuk mengasihi Kristus lebih dari apapun. Bahkan Lukas (14:26) mengatakan lebih keras lagi, yakni “siapa tidak membenci keluarganya tidak layak bagi Kristus.” Apakah kita harus membenci keluarga kita padahal Tuhan sendiri mengajarkan kita untuk mengasihi, bahkan mengasihi musuh sekalipun? Tetapi jika keluarga menjadi halangan untuk mengikut Tuhan Yesus, maka halangan itu tidak boleh membatalkan niat dan kesungguhan kita untuk mengikut Tuhan Yesus.

Mengasihi Allah lebih daripada keluarga merupakan bentuk dari memikul salib! Sebaliknya, orang yang membenci keluarganya, lalu memakai alasan mengikut Yesus untuk membebaskan diri dari keluarganya, dia berdosa besar. Tetapi siapa yang mengasihi keluarganya, dengan bersama-sama mereka, dan menghargai sedalam-dalamnya kebersamaan dengan mereka, tetapi harus mengorbankan mereka demi Kristus, orang inilah yang akan mendapat upah dari Tuhan.

Maukah kita mengasihi Tuhan sepenuh hati, lebih daripada kita mengasihi yang lainnya ? Kiranya Allah membantu kita untuk menjawabnya.  (JRS)

DOA : Tuhan, mampukan aku sanggup mengalahkan pertimbangan pikiran manusiawiku, dan lebih tunduk    pada kehendak-Mu. Amin.
JANJI :    “Berhentilah berbuat jahat, belajarlkah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikan orang kejam, belalah hak orang anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda”— Yesaya 1:17.
PUJIAN :    Sekarang sudah mulai banyak misionaris dari Indonesia, ke negeri Asean, Eropa, Afrika dan America, baik utara maupun Selatan . Mereka rela     menyampai -kan Injil Kerajaan Allah dan     melayani umat     Allah dengan sukacita di mana saja mereka ditempatkan oleh Tuhan.