Renungan Harian – Senin, 06 April 2020

April 6, 2020
renungan harian katolik
SENIN
(Ungu)
06 April
Yesaya 42:1-7
Mazmur 27:1.2.3.13-14
Yohanes 12:1-11
HATI YANG MENYEMBAH
HATI YANG MENGASIHI TUHAN
“Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.” —- Yohanes 12:3
“B’RIKU HATI untuk menyembah-Mu dan mengasihi Engkau seperti wanita yang datang mengurapi-Mu.”
Itu sepenggal lirik lagu ini menunjuk kepada sosok Maria yang keindahan kasihnya kepada Tuhan Yesus . Itu kita baca dalam bacaan firman hari ini. Bukan lagunya yang menarik untuk dibahas, tetapi apa yang Maria, saudari dari Marta dan Lazarus ini, telah lakukan sehingga menjadi “role model” bagi kita semua yang mengaku Yesus Kristus adalah Juru Selamat, Tuhan dan Raja kita.
Maria telah mengalami kebaikan Yesus. Pada puncaknya, ketika Yesus membangkitkan kembali saudaranya, Lazarus, yang telah meninggal dan dikubur selama empat hari, Maria merasakan sungguh dalam hatinya bahwa Yesus adalah pribadi yang selain luar biasa baik, Ia juga penuh kuasa. Kemuliaan Yesus telah menerangi hati nuraninya yang terdalam, menumbuhkan iman percayanya dan kasih yang tulus melimpah kepada Tuan Gurunya itu, sehingga pada waktu pesta yang diadakan bagi Yesus, di kota Betania di mana ia tinggal. Maria mengambil setengah kati minyak narwastu yang harganya tidak kurang dari 300 (tiga ratus) dinar atau sebesar upah 300 hari (1 tahun) kerja pekerja pada jaman itu. Maria menuangkan seluruh minyak tersebut ke kaki Tuhan Yesus dan mengurapinya.
Maria menempatkan Yesus sebagai orang yang dimuliakan dan diagungkan. Dengan sikap merendah iapun membungkukkan diri dan mengurapi kaki, bukan kepala Yesus dengan minyak wangi tersebut. Dengan rambutnya, yang merupakan mahkota lambang keindahan wanita, dia menyeka-Nya.
Dalam Pekan Suci ini, apa yang dilakukan Maria, Gereja melambangkannya sebagai persiapan pengurapan jenazah Yesus nantinya.
Tetapi bagi Yudas Iskariot, tindakan tulus Maria itu dianggap sebagai suatu pemborosan besar. Maria sama sekali tidak memperhitungkan besarnya harga yang harus dibayar hanya untuk mengungkapkan rasa syukur, penghormatan dan pengagungan, kepada Yesus Tuan dan Gurunya.
Seorang Teolog menuliskan kalimat mutiaranya: “Cinta itu bukan cinta kalau itu memperhitungkan biaya atau harga. Cinta itu memberikan semua miliknya dan satu-satunya penyesalan adalah bahwa ia tidak mempunyai lebih banyak lagi untuk diberikan”. Ketika Maria menyatakan kasih dan penghormatan yang besar itu, Yesus masih dalam perjalanan menuju salib-Nya.
Bagaimana dengan anda? Bagaimana dengan kita semua, orang-orang berdosa yang telah menerima penebusan Kristus Yesus?
Sepanjang hidup kita menerima berkat dan pertolongan-Nya, pengampunan dan belas kasih-Nya yang tak pernah berhenti, bagi kita dan keluarga kita, orang-orang yang kita kasihi?? Dengan penebusan dosa oleh Yesus Kristus di kayu salib saja kita semua telah berhutang keselamatan, berhutang kehidupan kepada-Nya. Yesus Kristus adalah Juru Selamat, Tuhan dan Raja, apa yang pantas dan selayaknya kita persembahkan kepada-Nya?
Mari kita sembah Dia ! Mari kita mengasihi Dia ! (VLB)
DOA : Tuhan Yesus, ampuni kami yang seringkali berhitung-hitung dalam memberi persembahan, dalam melayani dan membantu sesama. Ajari kami untuk lebih mengasihi-Mu, dan menjadikan hidup kami sehari-hari sebagai persembahan bagi-Mu. Amin.
JANJI : “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.” —- Matius 26:13
PUJIAN : Santo Yohanes Paulus II telah mengabdi dengan setia sebagai hamba Tuhan. Dia memegang teguh motto hidup dan pelayanannya: “Totus Tuus” (Sepenuhnya milik-Mu).