Renungan Harian – Selasa, 26 November 2019

November 26, 2019
renungan harian katolik
ALLAH HADIR DALAM HIDUPKU
26 November 2019
SELASA (H)
St. Yohanes Berchmans
Daniel 2: 31-45
MT Dan 3: 67-61
Lukas 21: 5-11
(5) Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: (6) Apa yang kamu lihat di situ–akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan. (7) Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” (8) Jawab-Nya: “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. (9) Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” (10) Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, (11) dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.
“Pujilah Tuhan, hai semua karya perbuatan Allah, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya” — Daniel 3: 57
KADANG-KADANG kita mengalami kebuntuan dalam memuji dan memuliakan Tuhan. Ini biasa. Ada seorang Pewarta mimbar mengatakan hal ini dalam suatu gambaran. Kalau kita memarkir mobil, kita mengalami sedikit kesukaran enggerak-kerakkan kemudi , sewaktu mau meluruskan arah roda depan. Tetapi sebaliknya, kalau mobil dalam keadaan jalan sangat mudah sekali dan ringan, kita bisa menggerakkan kemudi sehinga roda akan berputarkiri atau kanan. Dalam hidup rohani, bila kita dalam keadaan bingung, stress, was-wasatau mengeluhkan masalah yang kita hadapi, kita sukar berdoa. Seperti mobil yang diparkir, roda sukar digerakkan, demikian pula, Tuhan cukup sukar mengarahkan hati kita, karena kita menahan atau malahan menolaknya. Tetapi kalau kita memulai dengan memuji dan memuliakan Tuhan atas segala macam kesukaran yang kita alami, kita akan mudahmemasuki dalam doa, sebagaimana tadi mobildalam keadaan berjalan.
Memuji Allah untuk masalah-masalah yang kita hadapi – bukan meskipun menghadapi masalah – tidak berarti kita lalu merasa lega, damai dan sukacita atas adanya masalah-masalah itu. Kita tetap sama merasa sedih dan susah adanya kesukaran-kesukaran yang ada. Apapun perasaan hati yang ada, kita berketetapan dalam kehendak kita bagaimanapun kita memuji Allah. Karena adanya tekad dari kehendak itulah , Tuhan akan lalu jauh lebih mudah untuk menuntun dan membimbing kita. Dan tak lama lagi damai dan sukacita, keduanya akan kembali. Itu terjadi, bukan karena kita telah memperoleh sesuatu yang kita butuhkan, tetapi karena Tuhan Allah berkarya aktif dalam hidup kita.
Doa :Bapa, dalam keadaan terhibur ataupun rasa tertinggalkan, aku percaya bahwa Bapa tetap ada dan berkarya dalam diriku.
Janji :“Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan. Sebab akan ada banyak orang akan datang dengan memakai Nama-Ku” — Lukas 21: 8
Pujian: Pastor Pembimbing Retret memberi pengarahan kepada para peserta retret, bagaimana menanggapi kalau baru mengalami ‘desolasi’ dan sebaliknya, bila mengalami ‘konsolasi’ dalam retret khususnya dan dalam hidup rohani pada umumnya.