Renungan Harian – Selasa, 25 Juni 2019

June 25, 2019
renungan harian katolik
25 Juni, 2019
SELASA (H)
Kejadian 13:2, 5-18
Mazmur 15:2-5
Matius 7:6, 12-14
(6) Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu. (12) Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. (13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”
“ JALAN LURUS “
“Karena sesaklah pintu dan sempitnya jalan yang menuju kepada kehidupan dan
Sedikitlah orang yang mendapatkannya” — Matius 7:14
KITA INGAT sewaktu kecil. Umumnya kita ikut dalam gerakan Pramuka, dulu namanya “Pandu”. Di situ kita mendapat macam-macam latihan ketrampilan Salah satunya ialah ketrampilan naik sepeda. Para peserta diminta naik sepeda mengikuti jalan lurus dan di antara dua garis yang sempit. Agar berhasil yang ikut pertandingan haruslah menjaga agar sepeda yang dinaikinya tetap berjalan lurus dan roda tetap berada sepanjang jalan di antara dua baris yang ditentukan. Bila peserta begitu memusatkan perhatiannya pada roda agar tetap pada jalurnya, justru roda sepeda kadang ke kiri atau ke kanan ke luar garis batas. Dia menjadi frustrasi karena tidak dapat mengontrol jalannya roda sepeda. Pembimbing lalu turun tangan.Ia mengentikan peserta tersebut dan meminta agar pandangannya tidakpada roda sepeda tetapi pandangan ke depan ke tujuan , yakni garis ‘finish’. Pada waktu awal diminta peserta agar sedikit cepat. Dan apa yang terjadi para peserta yang megikuti petunjuka pembimbing, yakni tidak melihat ke bawah ke roda sepeda, tetapi ke depan pada tujuan, dan ia tetap bisa berada terus dalam ruang antara dua garis sampai akhir, dan dia berhasil sampai garis ‘finish’.
Itu sekedar gambaran ‘analogi yang tepat untuk kehidupan umat kristiani. Bila kita tetap dan terus menatapkan pandangan kita pada “Yesus” (Ibr 12:2) dan terus hidup tertuju pada-Nya tiap hari , dengan segala perhatian kita hanya pada gais akhir (Flp 1: 14). Kita akan tetap pada jalur jalan yang sempit itu, karena kita terus ditarik pada-Nya dan tak dapat kita tolak. Tetapi sebaliknya kalau perhatian kita pada usaha diri kita saja bukan pada Tuhan, kita bisa melenceng dari jalur yang sempit tadi (Luk9:62).
Tatapkan pandanganmu pada Yesus saja (Ibr 3:1) ! menuju lebih mendekat pada-Nya !
Doa : Ya Bapa “Tariklah daku “dengan tali kesetiaan dengan ikatan kasih”
— Hosea 11:4
Janji : “Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya”
—- Mazmur 15: 4
Pujian: Karena rendah diri, meski telah selesai Kursus Persiapan sebagai Pewarta, Diany selalu takut-takut kalau diundang untuk mengisi ‘sesi’ pewartaan, tetapi setelah ia selalu berdoa khusus kepada Yesus agar mengurapinya dalam persiapan maupun pelaksaan pewartaan, dia menjadi pewarta yang semakin baik .