Renungan Harian – Selasa, 19 November 2019

November 19, 2019
renungan harian katolik
KITA TIDAK SENDIRIAN
19 November 2019
SELASA (H)
2 Makabe 6: 18-31
Mzm 3: 2 – 7
Lukas 19: 1-10
(1) Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. (2) Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. (3) Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. (4) Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. (5) Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (6) Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. (7) Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” (8) Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” (9) Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. (10) Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
“Banyak orang yang bekata tentang aku: ‘Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah’. Tetpi Engkau, ‘Engkau adalah perisai yang melindungi aku” — Mazmur 3: 3-4
PARA LAWAN Pemazmur dengan kata-kata mengejek dan melecahkannya. Mereka mengatakan bahwa keadaan tak tertolong lagi – tak ada harapan ! Itu adalah senjata tajam iblis untuk menggodai kita agar kita berputus asa. “Kamu tak akan dapat melakukan ini dengan usaha dan kekuatanmu sendiri. Tak mungkin bisa. Berhentilah. Lepaskan saja!” hal ini sering kita dengar, agar kita menyerah saja tanpa harapan. Itulah ‘hoax’, Bohong Besat !Dibisikkan kepada telinga kita: “Engkau terlempar hidup di bumi ini, sendirian. Tak ada gunanya mencoba mencari pertolongan !”
Tetapi pemazmur lebih yakin akan apa yang diimaninya. Ia percaya ,kalau ia berdoa, ia merasa Tuhan Allah mendengarkannya. Ia percaya kalau ia tidur, nanti ia akan bangun kembali. Ia merasa dijagai dipelihara dan dilindungi. Maka iasama sekali tak merasa takut. Ada Tuhan Allah yang menyertai dan menjaganya.
Waktu malaikat Gabriel mendatangi Maria, diawali dengan ucapan ‘salam’ danmalaikat mengatakan “Tuhan menyertai engkau” (Luk 1: 28). Ucapan malaikat kepada Maria itu dalam Liturgi selalu dipakai mengawali Ibadat Ekaristi, “Tuhan sertamu!”. Dan terdapat tujuh ‘ucapan salam lainnya’ dengan isi pokok yang sama : ‘Tuhan menyertai kita’. Sering dipakai juga ucapan Paulus dalam mengawali suratnya, “Kasih karunia, damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan kita, Yesus Kristus, bersertamu” (1 Kor 1:3). Atau juga dari surat rasul dan penulisInjil Yohanes, yang hampir sama bunyinya, “Kasih karunia, rahmat, dandamai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Putra-Nya, Yesus Kristus, besertamu” (2 Yoh 3). Kita tidak sendiri. Sebagaimana Pemazmur, marilah kita ‘tidak percya akan kebohongan’ itu, tetapi sebaliknya marilah kita setiap hari meyakinkan diri kita sendiri bahwa kita tidak sendiri. Allah itu selalu menyertai kita – Allah ada di dalam hati kita – di dalam diri kita. Allah bertindak lewat orang –orang lainmenyapa, memelihara, menjaga dan melindungi kita.
Doa :Bapa, jagailah diriku jangan sampai aku kehilangan kasih penyertaan-Mu !
Janji : “Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita” — Lukas 19: 6
Pujian: Sutomo yang mulai bekerja di sebuah kantor, tiap pagi bangun dan berdoa syukur dan mohon penyertaan Tuhan di dalam kegiatannya baik sewaktu di rumah maupun di kantor.