Renungan Harian – Selasa, 17 Maret 2020

March 17, 2020
renungan harian katolik
SELASA
(Ungu)
17 Maret
St. Patrisius
Daniel 3:25, 34-43
Mazmur 25:4-9
Matius 18:21-35
(21) Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” (22) Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (23) Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. (24) Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. (25) Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. (26) Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. (27) Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. (28) Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! (29) Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. (30) Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. (31) Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. (32) Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. (33) Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? (34) Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. (35) Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
REKONSILIASI YANG TAK DIRENCANAKAN
“Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu, seperti aku telah mengasihani engkau” — Matius 18: 33
INI BENAR-BENAR terjadi dalam sejarah. Paus kita yang sekarang telah bergelar Santo, yakni Yohanes Paulus II, sebagai Pimpinan Tertinggi Gereja Katolik , 20 tahun yang lalu, tepatnya pada Minggu Advent pertama yang jatuh tanggal 12 Maret, berbuat sesuatu yang mengagetkan. Beliau meminta maaf atas dosa-dosa yang diperbuat oleh Umat Katolik sepanjang abad. Peristiwa itu disiapkan untuk suatu pembahasan dari Komisi Theologi Internasional. Dalam pembahaan Komisi itu, ditegaskan : “ Dalam seluruh sejarah Gereja, tiada alasan untuk meminta maaf oleh Magisterium Gereja atas kesalahan masa lampau” (1:1).
Paus Yohanes Paulus II, yang pernah mengunjungi Indonesia, melanjutkan peristiwa kejutan dengan berinisiatif secara radikal meminta rekonsiliasi, yakni seminggu kemudian beliau mewujudkan impiannya mengunjungi Tanah Suci. Di sana pula beliau meminta maaf kepada bangsa Yahudi, sewaktu ia berkunjung ke Tembok Ratapan di Yerusalem. Apa yang dilakukan Paus itu memiliki makna simbolis yang kental. Gerakan mulia dari Roh Kudus dalam meminta maaf dan rekonsiliasi ini terus menjalar ke mana-mana ke seluruh muka bumi.
Dan kita, khususnya juga anda-anda, bersediakah anda menjadi pelayan pengampunan dan pelayan rekonsiliasi (2 Kor 5: 18) dalam keluarga anda, dalam Komunitas atau Lingkungan anda ? Di Paroki atau di tempat kerja anda ? Apakah anda juga bersedia memaafkan tujuh-puluh kali tujuh kali ? (Mat 18: 22). Dan mengampuni dari lubuk hati yang terdalam (Mat 18: 35) ?
Masa Puasa – Masa Pra-Paska ini, adalah masa rekonsiliasi yang membuahkan damai di antara kita !
Mari kita ikut serta gerakan baru memulai pola hidup iman ‘ mengampuni dan rekonsiliasi !
DOA : Ya Bapa yang maharahim, berkenankanlah Roh Kudus – Roh pengampunan bekerja di dalam diriku
JANJI : “Semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah” —Dan 3:39
PUJIAN : St. Patrick atau Patrisius, yang kita peringati hari ini, adalah pelindung negri Irlandia. Ia begitu mengasihi musuh-musuhnya. Dan ia berhasil membawa mereka semua menerima Yesus.