Renungan Harian – Selasa, 07 April 2020

April 7, 2020
renungan harian katolik
SELASA
(Ungu)
07 April
S. Yohanes Pembaptis de la Salle
Yesaya 49:1-6
Mazmur71:1-2.3-4a.5-6b.15.17
Yohanes 13:21-33.36-38
(21) Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” (22) Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. (23) Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. (24) Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: “Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!” (25) Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah itu?” (26) Jawab Yesus: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. (27) Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” (28) Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. (29) Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. (30) Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. (31) Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. (32) Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. (33) Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.(36) Simon Petrus berkata kepada Yesus: “Tuhan, ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus: “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.” (37) Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” (38) Jawab Yesus: “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”
SAKITNYA DIKHIANATI
“Yesus sangat terharu, lalu bersaksi: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.’ ” —- Yohanes 13:21
KALAU KITA dikhianati, maka apakah yang akan kita lakukan? Yang pasti, kita akan sakit hati dan merasa kecewa. Bila kita tidak tahu siapa yang berkhianat, mungkin kita akan membenci pada semua orang yang terkait dengan masalah itu. Bagaimana bila kita mengetahui siapa si pengkhianat itu? Tentu kita akan membalas dendam, menuntut, dan ingin menyakiti orang itu, apalagi bila kita telah mengetahui rencana pengkhianatan tersebut.
Yesus tahu bahwa Ia akan dikhianati dan tahu bahwa Yudas, yang akan melakukannya, tetapi bagaimana tindakan-Nya? Ternyata Yesus tidak ada niat untuk menyakiti Yudas, Ia tetap mengasihi dan memberi kesempatan kepadanya untuk berubah pikiran dan tidak mengkhianati-Nya.
Dari teladan Yesus, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu:
• Tidak menghakimi, tetapi memberi kesempatan kepada orang itu untuk berubah dan bertobat.
• Walaupun sudah disakiti, janganlah menyimpan dendam dan sakit hati, tetapi maafkanlah orang itu.
• Yesus terharu karena Ia melihat murid-Nya, Yudas Iskariot, akan berkhianat. Ia lebih melihat kepada dirinya sendiri yang gagal mendidik Yudas Iskariot.
• Biarkan Allah yang melakukan penghakiman; kita tidak boleh menghakimi orang lain. Itu hak Allah.
Bisakah kita mengikuti teladan Tuhan Yesus saat kita
mengalami pengkhianatan khususnya dari teman atau anggota keluarga sendiri. (DAG)
DOA : Tuhan Yesus beri aku kemampuan untuk melepaskan dendam dan sakit hati, terhadap orang yang telah menyakitiku. Biarlah kasih-Mu berkobar-kobar di dalam diriku, agar aku juga mau mengampuni. Amin.
JANJI : “Kata Petrus kepada Yesus: ‘Mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang: Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu! Sahut Yesus, ‘ Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku?’ Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok engkau akan menyangkal Aku tiga kali!” —Yohanes 13: 38
PUJIAN: Santo Yohanes de la Salle, adalah anak sulung dari sebuah keluarga bangsawan kaya raya. Ia masuk Seminari dan ingin menjadi imam; walaupun sempat tertunda karena orang tuanya meninggal, akhirnya ia pun ditahbiskan sebagai imam. Ia memiliki minat pada pendidikan kaum miskin, dan ia dikenal sebagai seorang imam yang rendah hati, rajin berdoa dan bertapa. Ia memusatkan perhatiannya pada kehidupan rohani dan menulis banyak buku pendidikan. Ia digelari Kudus pada tahun 1900 dan dinyatakan sebagai tokoh teladan para guru pada tahun 1950.