Renungan Harian – Sabtu, 31 Agustus 2019

September 1, 2019
renungan harian katolik
31 Agustus , 2019
SABTU (H)
1 Tesalonika 4:9-11
Mzm 98: 1.7-9
Matius 25: 14-30
(14) Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. (15) Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. (16) Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. (17) Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. (18) Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. (19) Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. (20) Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. (21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (22) Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. (23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.(24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. (25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! (26) Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? (27) Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. (28) Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. (29) Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (30) Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”
“MASUK DAN IKUTI KEBAHAGIAAN TUAN-MU!” (Mat 25:21, 23)
“Ia-pun lalu berangkat.” —Matius 25:15
AJARAN YESUS dalam bentuk ‘Perumpamaan tentang Talenta’, di mana ada orang yang rajin melipatgandakan talenta, ada yang malas memanfaatkannya baik-baik , akhirnya mereka mendapat ‘pahala’. Kalau hal ini diterapkan pada diri kita, bagaimana ? Upama saja, kita telah memiliki lima orang anak, dan kita begitu rajin berpelayanan macam-macam, Dan Yesus sangat berkenan. Dia memberi pahala pada kita, sabda-Nya, “Kamu sudah mempunyai lima anak . Aku akan memberi kamu lima anak lagi ! Datang dan masuklah , ikut serta dalam kebahagiaan tuanmu!” (Luk 19:18-19; Mat 25:21)
Bisa saja anda terlibat rajin dalam dua macam pelayanan. Dan kuasa Tuhan nampak bersinar lewat karya pelayanan anda Dan Yesus sangat berkenan Dan kepada anda Yesus lalu bersabda: “Kamu benar-benar bagus sekali dalam menjalankan tugas pelayananmu . Kupanggil kamu ke dalam dua pelayanan lain sebagai tambahan. Dan masuklah, ikutlah ke dalam kebahagiaan tuan-mu!” ( Luk 19:18-19; Mat 25:23)
Yesus memberi kita tanggungjawab extra, dan nampaknya Tuhan itu lalu pergi begitu saja (Mat 25:15). Rasanya Tuhan meninggalkan anda dengan tugas pelayanan itu, dan Tuhan terasa tak hadir menyertai anda (Luk 19:12; Kisah 1:9). Kita tahu dalam riwayat hidup para kudus, ada santo-santa yang mengalami seperti itu, seakan-akan sendiri, tetapi mereka tetap bertekun dalam pelayanan untuk Tuhan. Memang Yesus meminta kita untuk tekun dan setia, meskipun rasa-rasanya Tuhan itu telah pergi dan tak hadir memberkati anda.
Ia mengharapkan kita, ‘tetap setia dalam pelayanan, “siap sedialah baik maupun tidak baik waktunya” (2 Tim 4:2). Kadang-kadang Tuhan bertindak seperti orang-orang Mesir, yang menuntut para orang Israel yang menjadi budak mereka menghasilkan batu bata dan juga orang Israel harus usaha cari sendiri jeraminya (Kel 5:7).
Tetapi Yesus memberi kita rahasianya menghindari diri kita dari tanggungjawab yang berat, karena ‘rasa takut’ (Mat 25:25). Rahasinya ialah “Datanglah, ikutlah dalam kebahagiaan tuanmu!” (Mt 25:21, 23). Maka mari kita datang menghadiri Ekaristi, kalau mungkin tiap hari, dan terimalah sukacita-Nya. Datanglah kepada-Nya , ikut dalam Adorasi Sakramen Mahakudus, dan ikut doa-doa harian bersama ! Dan terimalah sukacita kebagiaan-Nya. Dan sukacita itu tak dapat diambil daripadamu! (Yoh 15:11; 16:22; 17:13). Untuk itu kita harus menatapkan pandangan kita hanya pada Yesus (Ibr 3:1; 12:2), bukan pada tanggungkawab yang kita emban dalam pelayanan itu ! Bersukacitalah selalu di dalam Tuhan. Dan kukatakan lagi, “Bersukacitalah!” (Flp 4:4)
Doa : Ya Yesus, semoga seterusnya saya tak kebanjiran lain-lain selain
berkelimpahan kehadiran-Mu.
Janji : “Kami menasehati kamu, saudara-saudara, supaya kami lebih
bersunguguh-sungguh lagi melakukannya” —1 Tes 4:10
Pujian : Kuntoro selain ikut Ibadat pagi di gereja tiap hari , ia juga selalu
berdoa spontan, dengan suara lembut “Puji Tuhan!”