Renungan Harian – Sabtu, 04 Juli 2020

July 4, 2020
renungan harian katolik
SABTU
(Hijau)
04 JULI
Amos 9:11-15
Mazmur 85:9, 11-12, 13-14
Matius 9:14-17
14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” 15 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 16 Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. 17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”
BERPUASA ITU URUSAN PRIBADIKU DENGAN TUHAN
“Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” — Matius 9:14
MELAKUKAN SESUATU hal apapun dalam hidup hendaklah berdasarkan hati nurani dan bukan berdasarkan komentar orang. Allah ingin, jika kita melakukan untuk-Nya, kita melakukannya dengan tulus. Sebab Dia melihat setiap hati, bukan apa yang tampak di luar yang dilihat mata.
Bacaan hari ini membicarakan masalah ‘puasa.’ Murid Yohanes merasa mereka telah melakukan kewajiban puasa mereka tiap hari Senin dan Kamis, sedangkan para murid Yesus tidak. Demikian juga sebagai orang Yahudi mereka setia melakukan kewajiban puasa, sedangkan murid Yesus tidak.
Apa jawab Yesus ? Yesus menyatakan bahwa para murid-Nya tidak perlu berpuasa karena mereka ada bersama-Nya. Nanti ada waktunya para murid-Nya berpuasa, kalau Dia sudah tidak bersama mereka. Ini digambarkan sebagai perjamuan nikah, di mana tampu berpesta, bukannya berpuasa.
Hendaklah dalam menjalankan puasa, entah waktu Masa Pra-Paska, atau tidak, kita melakukannya dengan tulus hati, seturut kebiasaan suci Gereja. Selain berpuasa ataupun berpantang dari makanan, juga kita perlu berpuasa dan berpantang secara rohani, yakni menjaga tutur kata dan kebiasaan kita yang tidak sehat. Jika kita melakukannya dengan benar, itu akan membawa kita semakin dekat dan bersatu dengan-Nya. (PTR)
DOA : Tuhan Yesus, bukakan hati kami sehingga mampu memahami dan mengerti apa yang Engkau kehendaki dan sabdakan. Amin.
JANJI: ”Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” —- Matius 6:17-18
PUJIAN: Santa Elisabeth dari Portugal (1271-1336), yang kita peringati hari ini, dijuluki sebagai “Pembawa Damai”. Walau hidup sang suami memalukan, ia tetap teguh memegang prinsip-prinsip imannya. Setiap hari ia rajin berdoa dan tetap melakukan kegiatan-kegiatan amal bagi orang-orang yang butuh bantuan. Kesucian hidupnya berhasil meluluhkan kekerasan suaminya dan menghantarnya pada pertobatan.