Renungan Harian – Rabu, 30 Januari 2019

January 30, 2019
renungan harian katolik
30 Januari, 2019
RABU (Hijau)
Ibrani 10: 11-18
Mazmur 110: 1-4
Markus 4: 1-20
HUKUM ITU PERLU
“Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka, dan menuliskannya dalam akan Menuliskannya dalam hati dan budi mereka” — Ibrani 10:16
AYAT DI ATAS dari Surat Ibrani, merupakan suatu ‘jaminan’, bahwa Hukum Allah dtulis dalam hati sanubari kita! Dalam alam ‘Demokrasi’ ini, banyak umat merasa kurang enak adanya Hukum, Peraturan, Regulasi dsb dsb. Kita merasa memiliki ‘hak azasi’ sebagai manusia. Rasa-rasanya ingin berontak melawan pelbagai macam peraturan, khususnya yang kaku, se-akan-akan mengurung kebebasan kita untuk memilih dan melakukan ini itu, untuk melakukan ‘discernment’ sebelum bersikap dan bertindak !
Memang kita rasa perlu adanya peraturan-peraturan dalam hidup bersama, supaya kita tidak ‘tabrakan’. Ini demi kepentingan dan kenyamanan hidup bersama. Jelas kita tidak akan memiliki masyarakat yang damai, teratur, saling menghormati, saling peduli, bila tidak ada peraturan yang disetujui dan kita patuhi bersama. Kita tidak akan memiliki hidup ber-etika, bermoral, tanpa suatu hukum atau peraturan yang mendasar, guna membimbing kita dalam hidup pribadi maupun hidup bersama ini. Puji Tuhan, kita memiliki “Sepuluh Perintah Allah”
Kita mengenal Hukum tertulis dan hati dan juga Hukum tertulis formal yang dapat kita baca dan pelajari. Keduanya itu untuk keseimbangan bagi pembentukan sikap dan perilaku kita, khususnya di dunia ‘profesi’. Doa dan renungan pribadi yang kita lakukan membuat kita akan selalu ‘kontak’ dengan ‘jati diri kita ’ yang terdalam , di mana Hukum Allah itu dituliskan. Tetapi, nyatanya, kita tak selalu ‘kontak’ dengan ‘jati-diri-kita terdalam’ itu, peraturan lahiriah yang ada dalam masyarakat dan Gereja, membantu kita agar tetap menapak pada jalan dan jurusan yang benar. Hukum dan peraturan lahiriah yang dibuat manusia, membawa kita kembali ke ‘pusat’, sewaktu hidup rohani kita mulai berantakan karena pilihan dan keputusan yang kita buat itu ‘ngawur’.
Doa : Ya Allah Bapa yang maha baik, bila Hukum-Mu ada dalam hati kami,
maka secara teratur, kami akan dapat melihatnya sepintas.
Janji : “Yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang mendengar dan
menyambut firman itu lalu berbuah…”— Markus 4:20
Pujian: Dengan maraknya praktek korupsi para pejabat dan para wakil rakyat, ada yang mengomentari bahwa mereka-mereka yang digaji dengan uang rakyat itu sudah tidak mempunyai suara hati lagi. Diberi Kode Etik atau peraturan, mereka langgar saja dengan sengaja tanpa merasa salah dan dosa.