Renungan Harian – Rabu, 29 April 2020

April 29, 2020
renungan harian katolik
RABU
(Putih)
29 April
S. Katarina dr Siena
Kisah pr Rasul 8: 1b-8
Mazmur 66: 1 – 7a
Yohanes 6: 35-40
(35) Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. (36) Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. (37) Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. (38) Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. (39) Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. (40) Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”
PENGANIAYAAN MERATAKAN JALAN UNTUK MEWARTAKAN IMAN
“Mereka yang tersebar itu, menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil” —Kisah para Rasul 8: 4
UMAT GEREJA Perdana di Yerusalem kenyang dengan penganiayaan. Ditangkap, dihadapkan ke sidang Mahkamah Agama, dijebloskan ke dalam penjara, dibunuh, dan dilarang menyebarluaskan pandangan baru dalam hidup mengagama.
Meski dikejar-kejar, lari tersebar, mereka tetap gigih mewartakan Injil. Mereka tidak hanya tersebar di daerah-daerah seputar Yerusalem, tetapi sampai ke luar batas Samaria dan Cesaria, malahan sampai ke daerah pantai-pantai Timur Tengah. Bisa saja kita berpendapat, bahwa Tuhan menggunakan hal ‘buruk’, yakni penganiayaan dan menghancur leburkan Gereja, tetapi malah sebaliknya yang terjadi; peristiwa menjadi titik tolak penyebaran ke daerah lebih luas lagi. Tentu saja hal ini membuat kaget para penganiaya – mungkin juga bagi umat yang dianiaya sendiri .
Tuhan Allah ingin membuat kejutan bagi kita. Dia ingin memberi berkat lewat keadaan yang menantang yang kita hadapi. Tuhan ingin menyadarkan kita bahwa situasi ‘panas’ yang tak mengenakkan, tidaklah akan melebur kita, tetapi sebaliknya itu membuat kita tumbuh kuat dan dewasa. Pengalaman pahit itu, menurut Paulus, “kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, tahan uji menimbulkan pengharapan” (Rm 5:3-4). Semakin tebal dan kuat harapan kita, semakin kita dijadikan saksi-saksi-Nya yang tanggguh. Itulah yang terjadi pada para murid Yesus waktu itu.
Apakah ada pengalaman iman yang pahit di saat ini bagi kita ? Jelas ada ! Adanya udara ‘intoleransi dan radikalisme’ dalam masyarakat ! Semoga ke dalam Umat kita sendiri tidak terjadi konflik dalam keluarga dan komunitas kita sendiri. Cukuplah dengan adanya tantangan dari luar yang berat. Sejauh kita ber-relasi akrab dengan Tuhan sendiri, kita akan tetap mampu mengatasinya. Dengan demikian, apapun halangan dan tantangan yang terjadi, kita tetap bisa menebar kuasa penebusan Kristus, dan menyebar ke mana-mana menjadi pewarta, saksi dan rasul-rasul-Nya, yang tekun, tangguh, militan sekaligus menawan.
DOA : Bapa, aku percaya penuh pada-Mu. Apapun situasi yang menantang aku, tolonglah daku untuk selalu ingat bahwa Bapa tak akan meningggalkan diriku!
JANJI : “Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu” —Kisah para Rasul 8: 6
PUJIAN: Meski ada propaganda negatif lewat medsos terhadap Gereja, dan umat sering di-kafir-kafirkan, tetapi umat sendiri semakin getol dalam pendalaman iman dan ketegaran dalam memperkenalkan Yesus kepada sesama.