Renungan Harian – Rabu, 23 Oktober 2019

October 23, 2019
renungan harian katolik
KASIH ILAHI DAN TANGGUNG-JAWAB KITA
23 Oktober 2019
RABU (H)
St. Yohanes Kapestrano
Roma 6: 12-18
Mzm 124: 1 – 8
Lukas 12: 39-48
(39) Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. (40) Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.” (41) Kata Petrus: “Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?” (42) Jawab Tuhan: “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? (43) Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. (44) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. (45) Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, (46) maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. (47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.”
“Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, , darpadanya akan banyak dituntut, dankepada siapa yang banyak dipercayakan,dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut”— Lukas 12: 48
TANPA HARUS menjadi sombong – tetapi tetap haris bangga- kita umat katolik haruslah bersukacita
karena memiliki kepenuhan iman kepercayaan. Tak ada seorangpun dapat menerima lebih lagi sebab sudah
sudah dalam kepenuhan. Kita menerima dan menyambut Tubuh dan Darah, jiwa dan keilahian Yesus dalam
Komuni Kudus. Lalu apa lagi Tuhan Allah dapat lakukan bagi kita ? Karena berkat Baptisan, – kita umat kristiani- memperoleh berkat serentak – Allah tinggal di dalam kita dan kita berada dalam Diri Allah sendiri (Yoh 6: 56; 17: 23). Tuhan Allah telah memberi kita “Jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti apa yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita” (Ef 3: 20).
Dan ternyata lebih dari itu. Allah sendiri malahan telah berkenan menjelma menjadi manusia, sengsara
dan wafat di kayu salib demi keselamatan kita semua. Artinya, “tak ada kasih yang lebih besar darpada ini
(Yoh 15: 13). Dan lagi, Tuhan Allah telah menganugerahi kita koderat yang baru (2 Ptr 1:4), dan menjadikan kita “menjadi bangsa yang terpilih, imamat yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,
Su[paya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Ptr 2:9).
Itu semua hanyalah bagian dari awal dari pernyataan kasih Allah bagi kita. Maka masa depan kitaitu penuh dengan harapan (Yer 29:11), harapan akan suatu kenyataan, yakni “apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah di dengar oleh telinga dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia semua,yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi-Nya” (1 Kor 2:9). Terasa sangatlah kurang memadahi kalau dikatakan, Tuhan telah memberi kita lebih dari banyak. Kita-kita ini dicintai tanpa batas dengan kasih yang sempurna, maka dari kita pun dituntut jauh lebih banyak lagi (Luk 12:48)/
Mari kita hidup layak dengan cinta yang memadai.
Doa : Ya Bapa, semoga kami-kami ini hidup dalam kekudusan – dengan kecerdasan
rohani yang tinggi.
Janji : “Serahkanlah dirimu kepada Allah, sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi
sekarang hidup, dan serahkanlah anggota tubuhmu kepada Allah, untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran” — Roma 6: 13
Pujian: Santo Yohanes Kapestrano, 1386-1456, sebelum menjadi biarawan Fransiskan, ia
adalah seorang pengacara dan hakim. Ia menjadi pengkotbah keliling Eropa khususnya
di Jerman, Austria dan Italia.